George Galloway (Wakil Parlemen Inggris) Lebih Memahami Permasalahan Kita! (daripada penguasa muslim yg tunduk terhadap Barat…)

By den_bagus on 08.30

komentar (0)

Filed Under:

(diterjemahkan oleh Utsman Isma’il As Sidany - Khilafahstuff)

Masjid Al Quds (13/03/2009) [Khutbah Pertama]
Wahai segenap manusia…
Ibnu Ishaq pernah bertutur: “Zaid ibnu Amer Ibnu Nufal adalah seorang yang tidak mau mengikuti (kebiasaan) kaumnya. Dia tidak masuk kedalam agama Yahudi maupun Nashrani, dia juga telah meninggalkan agama kaumnya, dia menjauhi berhala, bangkai, darah dan seluruh binatang yang disembelih sebagai persembahan bagi berhala, dia melarang membunuh anak perempuan hidup-hidup, dia mengatakan; ” Aku menyembah Tuhan Ibrahim as.”, dia menampakkan permusuhannya dengan kaumnya dengan cara mencela apa yang menjadi kebiasaan mereka”.
Ibnu Ishaq juga pernah bertutur; Hisyam Ibnu Urwah bercerita kepadaku, dia dari bapaknya, dia dari ibunya, Asma’ Binti Abi Bakar ra.; dia berkata : ” Sungguh aku pernah melihat Zaid Ibnu Amer Ibnu Nuafai yang telah lanjut usia itu menyandarkan punggungnya pada Ka’bah saraya mengatakan ; “Wahai kaum Quraiy, demi Dzat yang jiwa Zaid Ibnu Amar berada dalam kekuasaannya, tidak ada seorangpun dari kalian yang masih lurus diatas agama Ibrahim kecuali aku”. Kemudian ia melanjutkan perkataannya, “Wahai Allah, seandainya akau tahu ada satu wajah yang lebih engkau cintai maka aku akan menyembahMu dengan (menggunakan perantara)-nya, namun aku tidak mengetahuinya”. Setelah itu ia sujud diatas telapak tangannya.

Ibnu Ishaq betutur; aku juga diceritai bahwa anaknya Zaid, Sa’id Ibnu Zaid Ibnu Amar Ibnu Nufail, dan Umar Ibn al-Khaththab berkata kepada Nabi saw.; “Apakah kami boleh memintakan ampun untuk Zaid Ibnu Amar?” Nabi bersabda, “Ya, sebab dialah orang yang membangkitkan satu umat seorang diri”.
Wahai manusia.., Zaid Ibnu Amar Ibnu Nufail dengan akalnya yang cerdas sesungguhnya dapat memahami bahwa berhala-berhala itu tidak layak disembah. Karena kedalamannya berfikir, dia tahu bahwa agama Yahudi dan Nasrani - padahal dua agama ini adalah agama samawi - bukanlah agama yang layak diikuti. Sebab dia melihat adanya pergolakan (shira’) diantara para pengikutnya, dan bahwasanya dua agama ini tidaklah menerapkan apa yang dia katakan sebagai aturan interaksi didalam masyarakat dengan sempurna.

Lebih-lebih pada masanya Zaid Ibnu Amar orang-orang Yahudi dan Nashrani terkenal sebagai tukang penipu dan pembohong, sampai-sampai mereka membunuh nabi mereka sendiri. Andaikata Allah tidak menyelamatkan Nabi Isa as. Dengan rahmat dan kasih sayangNya, niscaya Beliau telah menjadi korban tangan-tangan zalim mereka. Akan tetapi Allah mewafatkan (tawaffahu) Beliau, mengangkat beliau kepadaNya dan membersihkan beliau dari orang-orang kafir.

Oleh karena itu, Zaid Ibnu Amer Ibnu Nufail tidak puas jika para tokoh agama (rijal al-din) Yahudi dan Nashrani dapat memimpin bangsa mereka dengan benar, dapat mewujudkan kemulyaan bagi mereka di dunia dan ketenangan ketika mati dan setelahnya. Dia tidak yakin jika para pemimpin negara yang menyembah berhala-berhala itu menginginkan kebaikan bagi manusia, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang mengajak pada kesesatan.

Sebagaimana juga diceritkan bahwa Abu Sufyan - sebelum masuk Islam - pernah berkata kepada Ammar Ibnu Yasir, ” Tuhan-tuhan orang-orang Quraisy adalah para hamba dan barang dagngan”. Lalu bagaiman mungkin dapat dipercaya dengan para da’I yang orentasinya adalah duni saja?
Wahai manusia, satu perkara sesungguhnya dapat dibanding dengan perkara lain.

Maka sebagaimana Zaid telah dapat mendiagnosa problem manusia pada saat itu bahwasanya ia adalah rusaknya akidah dan sistem. Lalu ia juga meninggalkan agama kaumnya, tidak menyembah berhala, tidak masuk kedalam agama Yahudi maupun Nashrani, mengharamkan atas dirinya sembelihan sebagai persembahan atas para berhala, mencela mereka karena mengunggulkan laki-laki atas wanita dan membunuhnya hidup-hidup, melarang mereka atas hal itu, mengumumkan bahwa dia berada dalam agama Ibrahim As., menegaskan bahwa dia tidak menemukan wajah yang lebih dicintai oleh Allah sehingga ia menyemmbahNya dengan perantara wajah tersebut, lalu ia bersujud diatas tangannya. Semua hal itu semakin memperkuat pada kita bahwa dia memilki akal yang unggul, manhaj yang benar, dimana pada saat itu sangat sulit dijumpai sebuah kebenaran, sirnanya agama yang lurus, atau hampir sirna.

Demikian pula pemberian izin dari Rasul saw. kepada sa’id dan umar ra. dengan memintakan ampun untuk Zaid. Demikian pula keadaan kita pada saat ini. Kita berada dalam satu masa dimana sangat langka ditemukan orang yang menyerukan kebenaran, sirnanya berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah swt. didunia ini, paraunya suara para pengemban dakwah yang ikhlas yang menyerukan untuk merubah para pemimpin dan para penguasa, dan bahwasanya mereka adalah sumber penyakit dan bencana bagi umat ini, bahwasanya mereka sudah matang dan sudah saatnya untuk dipanen dan memecat mereka untuk membai’at seorang khalifah yang akan berhukum pada syara’.

Jika hal itu semua tidak berhasil, akan dapat dipastikan keadaan kaum muslimin tetap akan mengalami ketergelinciran dari yang buruk kedalam yang lebih buruk, dari kekalahan menuju kekalahan lain yang lebih parah dan besar dan dari kerugian menuju kerugian yang sejenis yang lebih besar lagi.

Ditengah-tengah itu semua, kita dikagetkan dengan seorang anggota parlemen Inggris Geoge Galloway, pemimpin rombongan konvoi arteri Bahan Makan (qafilah syiryan al-hayat) di daerah Gaza, yang mengarahkan seruannya pada bangsa-bangsa Arab agar mereka mengubah arah dukungan penguasa mereka atau bahkan mengubah penguasa itu sendiri.

Hal itu terungkap dalam isyaratnya pada adanya jurang pemisah antara para penguasa dan rakyatnya dalam kerisis Palestina. Benar, Galloway memang betul-betul faham apa yang tidak pernah difahami oleh kebanyakan kaum muslim. Kita tidak boleh meremehkan haknya dengan memberikan pujian terhadapnya meskipun ia kafir. Galloway telah mengadakan penelitian selama duapuluh hari sejak timah-timah panas dan abu panas menghujani kepala para pasukan perang tanpa sedikitpun berhenti dan belas kasihan, anak-anak terbakar sebelum orang-orang-orang dewasa, kaum wanita sebelum kaum laki-laki, menghancurkan semua yang diterpanya.

Tidak ada keraguan lagi jika Galloway telah melihat dan mendengar posisi penguasa Mesir dan penutupannya atas Rafah dari bantuan-bantuan, orang-orang yang terluka dan orang-orang yang tertimpa bencana. Demikian pula dia melihat dan mendengar sikap penguasa Ramalah terkait penjagaan perangnya, dia tentu mendegar dan melihat pula sikap para penguasa mulim di Yordan, Suriyah, Libanon dan yang lain, yang seharusnya mereka semua menjadi satu umat yang saling berusaha untuk melaksanakan tanggung jawab mereka. Dia memang benar-benar telah dibuat bingung oleh apa yang ia lihat dan dengar, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari apa gerangan penyebab dari semua itu.

Hingga akhirnya ia menemukan sebab dari hal itu semua adalah terbakarnya kerinduan berbagai bangsa (Islam) untuk membantu penduduk Gaza, akan tetapi pemimipin mereka malah menghalang-halanginya. Ia menjumpai berbagai bangsa itu telah memuncak kerinduannya untuk berjihad di jalan Allah untuk membebaskan Gaza dan seluruh Palestina, akan tetapi lagi-lagi penguasa merekalah yang memasang batu dijalan-jalan mereka, bahkan sekedar berfikir dalam aktivitas semacam ini saja, hal ini sebagai penghalang agar hal itu (pembelaan kaum muslimin) tidak terwujud.

Galloway menemukan berbagai bangsa yang tidak menerima ‘normalisasi’, namun penguasa merekalah yang lari tergopoh-gopoh untuk menyambutnya, dia menemukan berbagai bangsa yang menginginkan persatuan, namun penguasa merekalah yang selama ini menolaknya. Sebagai tambahan atas apa yang dilihat dan difahami oleh Galloway, saya tambahkan, bahwa sesungguhnya berbagai bangsa menuntut para penguasa mereka untuk menerapkan hukum Allah swt., akan tetapi para penguasa mereka malah menginginkan berhukum pada thaghut.

Oleh karena ini semualah, Galloway keluar dari ‘tutupnya’, melewati batas kewenangannya dan memasuki wilayah yang tidak penting baginya, mengungkapkan pandangannya tanpa ada seorang yang memintanya saraya mengatakan; “Wahai bangsa-bangsa Arab, ubahlah para penguasa kalian agar keadaan kalian menjadi lurus”. Seakan ia mengatakan kepada kita; ” Tidakkah ada diantara kalian seorang laki-laki yang waras (alaisa minkum rajul rasyid)?”

Wahai segenap manusia.., Demi Allah kita tidak membutuhkan Galloway untuk memperlihatkan pada kita bergaia urusan peribadi kita, berbagai masalah pelik yang menjadi penghalang hidup kita. Demi Allah kita tidak membutuhkan dia dan tidak pula orang-orang semacam dia agar mereka mendesak para penguasa kita supaya mereka mengubah arah mereka atau bahkan mengubah mereka.

Ini adalah kewajiban yang diwajibkan oleh Allah swt. Tuhan kita ‘Azza wa Jalla. Dalil kefarduan hal ini, dari al-quran maupun as-Sunnah dan ijma’, sudahlah melimpah ruah dan membanjri berbagai kitab fiqh mu’tabarah. Ibnu Hajar al-’Asqalani dalam “Hidayatur Ruwwat”, dari Ibnu Mas’ud ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ketika kaum Bani Isra’il tenggelam dalam kemaksiatan, dan telah diperingatkan oleh para ulama’ mereka namun mereka tidak menghiraukannya, hingga akhirnya para ulama’ itu ikut dalam majlis-majlis mereka, makan-makan berama mereka, maka Allah swt.

Menutup hati sebagia mereka dengan sebagian mereka, dan melaknat mereka lewat lisan Nabi Dawud dan Isa Ibnu Maryam as.; hal itu disebabkan perbuatan maksiatan dan kezaliman yang mereka lakukan (dzalika bimaa ‘ahaw awakanuu ya’taduun).

Ibnu mas’ud berkata; “Rasulullah saw. kemudian duduk,- padahal sebelumnya Beliau tadinya bersandar, - seraya bersabda; ” Demi Allah , sungguh kalian akan mencondongkan mereka” - dalam satu riwayat; “Tidak demi Allah, kalian akan memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar, menghalangi tangannya orang zalim da mencondongkan mereka pada yang benar (haq), atau kalian akan betul-betul menyepelekan perkara yang benar, atau Allah akan menutup hti sebagia kalian dengan sebagian yang lain, kemudia Dia akan melaknat kalian” .

Ini adalah dorongan yang sangat jelas dari Rasul saw. atas para penguasa untuk mengubah mereka atau mengubah arah mereka. Terimaksih Galloway, didalam agama kami telah mencukupkan dari yang kau katakana. Yang menjadikan sedih kami adalah anda lebih memahami permasalahan kita lebih dari apa yang difahami oleh sebagian kita, bahkan banyak dari kita.

Khutbah Kedua

Wahai segenap manusia, diantara berbagai paradoks yang sangat aneh dalam masalah konvoi (qafilah) Golloway yang kemudian berubah nama dan disebut ” Su’ad Viva Palestina” yakni ” Suad Tahya Falestina”, dalam isyarat seorang wartawati Libya yang terbunuh dalam peristiwa peperangan; bahwa rombongan Galloway adalah penyebab - sebagai yang pertama kali sejak lima belas tahun - dibukanya perbatasan-perbatasan Morocco dan al-Jaza’ir untuk sementara sebelum rombongan itu meneruskan perjalanannya ke Tunisia! Ini membuat banyak tanda Tanya terhadap rombongan ini.

Mengapa dibukakan baginya perbatasan-perbatan yang tertutup? mengapa penguasa Libya membantunya dengan truk pengangkut barang yang penuh dengan bantuan? mengapa bantuan-bantuan Mesir dilarang dan dihalang-halangi? Sementara Inggris dapat melewati dengan lancar? Mengapa tidak seorangpun dari para penguasa Negara tetangga atau yang lain tidak pernah berani berteriak didepan para pasukan perang - yang para pembunuh dan orang-orang yang yang bersekongkol itu,- dengan mengancam mereka agar mereka menghentikan lelucon ini, dan jika tidak? Mengapa mereka harus menunggu Amerika, hingga Amerika meminta untuk dihentikannya hal itu?

Pertanyaan-pertanyaan ini, dan masih banyak lagi pertanyaan yang lain, menjadikan setiap orang yang memilki akal atau orang yang mau melihat mengatakan bahwa para penguasalah penyebab hal ini semua, oleh karena itu mereka harus diubah, dan hal itu merupakan masalah yang telah terang bag amatahari disiang bolong, tidak membutuhkan Galloway atau yang lain agar ia menjelaskan dan menerangkannya kepada kaum muslimin.

Saya katakan kepada Galloway yang telah dipilih oleh rakyatnya sebagai wakil mereka, bahwa Inggrislah yang mengeluarkan pernyataan Balfour yang menegaskan untuk memberi tempat tingagal sebagai tanah air bagi kaum Yahudi di Palestina dan bukan sebuah Negara, lalu mengapa pemerintah Inggris mengakui dan mendukung Negara itu (Isra’il) “Barang siap memilki rumah yang terbuat dari kaca, maka janganlah ia melempari oaring dengan batu“.

Wahai segenap manusia., kita telah bosan bermain-main dengan perasaan dan emosi dan telah bosan pula bermain-main dengan do’a-do’a yang kosong. Musibah kita lebih besar dari sekedar adanya solusi yang diberikan oleh serombongan bantuan yang datang dari kepala ular! Kerisis Gaza tidak akan selesai hanya dengan rombongan-rombongan dan berbagai bantuan, milyaran-pun tidak akan dapat mengembalikan nyawa para syuhada’, kita tidak akan memetik kebaikan sedikitpun dari perundingan berbagau kelompok itu, andaikata sukses sekalipun, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan solusi dua Negara itu, baik Gaza atau Tepi Barat (west bank).

Ini adalah persangkaan orang-orang salah dan orang-oarng yang ikut mengadakan konspirasi. Apapun yang kita dengar dan lihat dari para penguasa dan tuantuan mereka adalah tipuan fatamorgana dan politik penagguhan (Political procrastination) yang mematikan, hingga akhirnya kekufuran dapat mengokohkan kekuasaannya atas seluruh kota, desa, rumah, lading, perkebunan, sungai dan irigasi di Palestina dan seluruh negeri kaum muslimin.

Dan ingat! tidak akan ada yang dapat memberikan solusi atas berbagai problem kaum muslimin kecuali Khilafah. Oleh karena itu, bekerjalah kalian untuk menegakkannya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bekerja untuk itu.
Tertanggal; 31/03/2009
Khothib; as-Syaikh Isham Amera / Bait Shafafa, al-Quds.
sumber : khilafahstuff

Selengkapnya...

Allah Akan Menjagamu, Wahai Umar Al Bashir

By den_bagus on 05.22

komentar (0)

Filed Under:

(diterjemahkan oleh Utsman Isma’il As Sidany - Khilafahstuff)

Seruan Penegakan Khilafah kepada Presiden Sudan (Umar Al Bashir)


Masjid Al Quds (06/03/2009) [Khutbah Pertama]
Wahai Manusia… Beberapa minggu sebelum runtuhnya Kekaisaran Partai Sosialis Arab Ba’ats di Irak awal tahun 2003, yang dipimpin oleh salah seorang yang paling diktator di dunia yang bernama Saddam Husain, dari mimbar ini kami mengirimkan sebuah surat kepadanya. Waktu itu ia masih duduk diatas kursi kekuasaannya. Kami katakana kepadanya satu kalimat saja; “ Kau pasti akan menyesal wahai saddam, tapi saat itu bukan waktunya untuk menyesal lagi”. Surat itu berisi sembilan belas paragraf . Seandainya ia mau melaksanakan apa yang ada didalamnya niscaya ia akan dijaga oleh Allah dari pemecatan yang sedang mengancamnya, niscaya dia tidak akan diseret menuju tali gantung, dan niscaya Baghdad tidak kan menjadi Negara yang tentram dan damai bagi penjahat (thaghiyah), Bush dan sekelompok para penjahat yang baru.
Inti dari surat itu ialah agar Saddam segera meninggalkan permainannya dengan partai Ba’ats, dan segera mendeklarasikan Bagdad sebagai Negara Khilafah, mengambil teman dekat yang shaleh dari orang-orang mukmin yang ahli dalam memimpin, para ulama’ dan mukhlishin, membuka perbatasan-perbatasan bersama tetangga-tetangga Irak dari satu arah, meminta dari para pemimpin Negara-negara Islam yang lain, baik yang menjadi tetangga (mujawirah) atau bukan, untuk meninggalkan kedudukan mereka dan menggabungkan diri dalam kedalam entitas Khilafah dengan seketika, menggerakkan pasukan bersenjata untuk menggabubungkan Yordania dan Kuwait, menutup jalur daratan, lautan maupun udara yang memungkinkan bagi para tentara amerika dan yang lain, menghajar habis-habis siapa saja yang bergerak untuk mereka, menghalangi para inteljen Negara dan menjadikannya sebagai pelindung-pelindung rakyat, mengumumkan perang kepada orang-orang kafir yang telah merampas bumi kaum muslimin dimanapun berada……….. Pada akhir paragraf dalam surat yang kami tulis itu, kami memberinya wasiat agar ia bertawakkal dan beramal shaleh yang tertuang dalam sabda Rasulullah saw. : “ Katakanlah, aku beriman, kemudian beristiqamah-lah”.

Wahai segenap manusia…….., tentu dalam kapasitas dan kemampuan Saddam, pada waktu itu, untuk mengabulkan nasihat kami ini, membuat krisis politik di dunia yang akan diekspos habis-habisan oleh media, menjadi pembicaraan duinia Barat dan Timur. Demikian dalam kapasitas dan kemampuanya juga, jika dia marah karena surat kami itu, lalu mengirimkan roketnya, dari jenis al-Hasan maupun al-Abbas, untuk memberi pelajaran pada kami bagaimana caranya berbicara dengan para penguasa diktator. Namun, sayang sekali dia memilih jalan yang hina dan nesta, atas jalan yang mulya dan terhormat. Dia tidak mampu untuk melepaskan diri dari jeratan penjajahan yang telah memberinya susu sejak dia masih kecil. Maka terjadilah apa yang sekarang kalian ketahui; tahun-tahun kering yang telah memakan daging orang-orang Irak, yang telah menguras habis minyaknya dan menghinakan kebesaran yang dibayangkan.

Wahai segenap manusia………., Kita, yang hari ini hidup di negeri Sudan telah mengalami hal yang serupa; Pengadilan keriminal Negara telah mengeluarkan surat keputusan untuk menangkap presiden Al-Basyir. Kini dia menjadi tikus pelarian dari pihak keadilan yang dipolitisi, menjadi orang yang dikejar-kejar oleh banyak inteljen Negara-negara dunia. Jika ia salah satu langkah saja, ada satu langkah yang tidak dia perhitungkan dengan baik sebelumnya, maka dapat dipastikan ia akan jatuh dalam perangkap tawanan dan jerat penagkapan. Selanjutnya, dia kan dikenai tuduhan telah melakukan kejahatan kemanusiaan. Dan akhirnya, akan mengalami nasib yang sama dengan mantan presiden Yogoslavia, Milosjevick, atau mantan presiden Irak saddam Husain.

Berangkat dari titik tolak pertanggung jawaban sejarah dan kepemimpinan umat Islam yang handal, kami tidak akan berdiam diri dengan kedua tangan terikat dalam rangka menghadapi rekayasa yang hina dan tamparan yang keras yang diarahkan oleh Okambo pada kaum Muslimin. Sebab, al-Basyir, seperti apapun kejahatannya, dia tetaplah muslim. Sebagaimana kita terkena musibah dengan digantungnya Saddam Husain pada hari Nahar, demikian kita akan terkena musibah juga ketika mereka berhasil menagkap atau membunuh Umar al-basyir.

Bukan karena bersedih atas hal itu, tetapi karena lemah dan hinanya umat Islam dimata dunia. Kita marah besar hanya karena dikeluarnya keputusan tersebut,. Bukan karena kami mencintai Umar al-Basyir. Sebab, hal ini tidaklah akan terbersit dalam hati seorangpun jika kami mencintai seorang penguasa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah swt., berbuat semena-mena di negeri-negeri kaum muslimin di Sudan, membanggakan bangsanya, kearaban dan keafrikaannya lebih dari berbagga dengan Allah swt. RasulNya agamanya dan umatnya. Kami sangat bertentangan dengan hal itu, dan kami tidak henti-hentinya untuk menurunkannya, dan mengirimkan orang-orang yang berjuang menegakkan Khilafah di bumi Sudan.

Utusan-utusan kami Telah mengadakan sebuah seminar politik di daerah Rashad bagian selatan Kordovan, dan kontak dengan para pemimpin daerah dan orang-orang berpengaruh disana. Hal itu bertujuan untuk menyatukan manusia diatas akidah Islam dan apa yang bersumber darinya berupa berbagai solusi dan pemecahan berbagai kerisis. Di daerah Tondok mereka bertemu dengan simpul-simpul masyarakat, orang-orang tua dan masyarakat yang semuanya mengatakan bahwa; “apa yang dikatakan oleh para delegasi itu adalah yang dibutuhkan oleh daerah ini, dan sesungguhnya, hal itu adalah isi dari hati mereka” .

Pada hari yang kelima belas dari bulan yang lalu, delegasi kami telah bergerak menuju daerah Abu Jubaehah untuk melanjutkan pertemuan-pertemuan di daerah itu.

Meskipun usaha kami yang tidak putus untuk memberhentikan Al-Basyir dan mendirikan Khilafah di Negara Sudan, dalam konteks ini kami berada dalam posisi yang tegas menghadapi kaum kafir yang berkeinginan menagkap al-Basyir.

Bukan karena kami ingin menolongnya dan menolong system thaghutnya, tetapi hal ini kami lakukan dalam rangka mengambil sebuah kesempatan yang telah menampakkan keberakhiran kekuasaan al-Basyir sebagai antek, dan sekaligus sebagai awal masa al-Basyir yang telah bertaubat, kembali pada hukum Allah dan orang yang berani berdiri tegak melawan berbagai tantangan dengan dasar firman Allah, bukan omongan Amerika dan yang lain. Allah swt telah menjelaskan bagaimana perihal kekukuhan dalam firmanNya: “Allah akan mengokohkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh di dalam kehidupan dunia dan dalam kehidupan akhirat. Adan Allah akan menyesatkan orang-orang yang berbuat dzalim. Allah akan melakukan apa saja yang Ia kendaki”.

Atas dasar itulah, kami mengirimkan surat ini kepada presiden Umar al-Basyir, presiden Republik Demokrasi sudan. Maka kami katakana: “wahai Umar Hasan Al-Basyir, Allah telah memberimu, ayahmu dan keluargamu dengan nama yang sangat baik, kami tidak meragukan keislamanmu, akan tetapi kami sangat yakin kalau anda tidak berhukum dengan Islam, kami berkeinginan keras agar penduduk Sudan dan seluruh kaum muslimin berhukum dengfan Islam, kami berkeinginan agar anda merubah Sudan dari negeri kufur menjadi negeri Islam, Sudan adalah negeri yang sangat potensial untuk hal ini dan ahli untuk melakukan perubahan ini, keluasan daerahnya lebih dari 2,5 juta KM2, sementara penduduknya hamper empat puluh juta jiwa. Sudan memilki akses yang sangat luas dilaut merah, berserikat dengan tujuh Negara tetangga dalam hal perbatasannya.

Wahai Umar, umumkan sekarang juga pertobatan nashuha-mu kepada Allah ini dengan cara melepaskan berhukum dengan selain apa yang diturunkan oleh Allah swt., meninggalkan kepalsuan demokrasi yang diterapkan di negeri Sudan, selanjutnya, deklarasikanlah Khilafah Islamiah yang kedua yang berjalan diatas manhaj kenabian sebagai penggantinya, jadikanlah orang-orang yang baik sebagai pembantumu dalam melaksanakan keputusan yang besar ini, keluarkanlah surat peringatan untuk penangkapan Okamba dan para hakim yang telah ikut andil dalam memberikan keputusan atas penagkapanmu, hentikanlah demonstrasi-demonstrasi yang tidak berguna itu yang menuntut untuk dikelurkannya surat keputusan tersebut sebagai pengkokohan atas dirimu dan kedudukanmu.

Sebab, demonstrasi yang tandingan yang ditunggu-tunggu jauh lebih banyak dan lebih besar pengaruhnya. Kemudian, kirimkanlah surat-surat secara langsung kepada para penguasa Negara-negara tetangga, yang pertama adalah Mesir, kemudian Eritrea, Libia, Chad, Kenya, Uganda, Kongo, dan Negara-negara Afrika tengah, sebagai pemberitahuan kepada mereka bahwa Negara Khilafah telah berdiri dan ibukotanya adalah kota Khartoum, dan berihukan pula kepada mereka, bahwa mereka harus menentukan posisi mereka dalam seminggu sejak sampainya surat itu kepada mereka.

Barang siapa menyambutnya dan menggabungkan Negeri-negeri dan bangsanya kedalam entitas Khilafah maka baginya jaminan keamanan atas jiwa, keluarga dan hartanya. Dan barang siapa berpaling, maka tunggulah serangkaian berbagai pemberlakuan yang akan datang, dan tidak ada tempat aman dan berlindumhg baginya. Setelah itu, kirimlah surat kepada seluruh penguasa-penguasa negeri-negeri muslim yang lain, dan ikutilah segera dengan surat yang ditujuukan kepada seluruh kaum muslimin diseluruh belahan dunia, masing-masing untuk bergerak dari posisinya masing-masing dengan bentuk yang telah dikaji dengan baik dan yang dapt dipastikan efektif, yang mana hal itu dimaksudkan untuk membantu Negara Khilafah, khushushnya kaum muslimin yang ada di negeri-negeri Islam, untuk memaksa para penguasa itu agar mau menggabungkan negeri mereka kedalam Negara Khilafah dengan secepatnya.

Setelah itu umumkanlah kepada dunia jika anda telah keluar dari Pan Arabisme, OKI dan PBB dan seluruh organisasi yang bernaung di bawahnya. Setelah itu, mintalah dari seluruh duta Negara Sudan yang ada diseluruh dunia untuk kembali seketika ke Khartoum, dan samoaikan pula keseluruh duta Negara-negara asing untuk meninggalkan Sudan dalam seminggu sebagai batas maksimal. Tutuplah semua pintu bagi para duta termasuk duta Negara-negara kecil yang membuat madarrat, yang berdiri di dunia Islam. Akan tetapi jangan kau ganggu utusan-utusan diplomasi mereka. Dari mereka yang beragama Islam yang berkeinginan untuk tinggal di Sudan maka Negara Sudan adalah Negara Islam, dan barang siapa yang berkeinginan untuk meningggalkannya, maka dipersilahkan dan dijamin keamanannya kapan saja.

Setelah itu, umumkanlah siaga darurat kepada barisan pasukan bersenjata, dan siapkan pula pasukan cadangan. Sampaikanlah kepada pemerintah Sudan selatan untuk melepaskan kekuasaannya seketika, dan wakilkanlah tugas mengontrol aktivitas disana pada team yang terpercaya dari kaum muslimin. Setelah itu, mulailah penerapan hukum-hukum syari’ah Islam sesuai dengan undang-undang dasar yang telah anda ketahui dengan baik, bagaimana anda harus mewujudkan dan mengamalkan hal itu sesuai dengan tuntutannya. Hal ini saya kira sudah cukup. Tetapi, jika anda menginkan tambahan, maka akan datang pula tambahan itu, dan diatasnya masih banyak lebih dari itu.

Khuthbah kedua

Wahai segenap manusia…., sesungguhnya kesewenang-wenangan Saddam dalam menerima nashihat yang benar ini telah menghantarkan dirinya, keluarganya, hartanya, umat dan selurh putra-putrinya, hartanya, kebeserannya dan kehormatannya. Ia juga telah mewariskan kehinaan dan cela kepada kita yang tidak mingkin terhapus lagi kecuali dengan Khilafah.

Oleh karena itu demi Allah wahai Umar, saat-saat yang menentukan sesungguhnya telah dekat, sementara keputusan tetap berada dalam tanganmu. Dan sesungguhnya, didalam kisah kaumnya Nabi Yunus AS. Terdapat ‘ibrah bagi anda; ketika turunnya siksa telah menjadi kenyataan bagi mereka, seketika itu mereka menyesal atas apa yang mereka lakukan selama ini, meminta ampunan kepada Tuhan mereka, memakai pakain yang lusuh, keluar dan berseruak, memisahkan binatang ternak dan anaknya, kemudian berseru kepada Allah dan berteriak, merendahkan diri dan khusyu’ dihadapanNya, mereka semua menagis, laki-laki, wanita, anak-anak laki-laki anak-anak perempuan dan para kaum ibu.

Seluruh binatang ternak dan hewan melata semua berteriak, onta, sapi, kambing seluruhnya berteriak dengan lantangnya, hari itu adalah hari yang sangat menakutkan, namun akhirnya Allah mengangkat siksa dari mereka dengan kekuatanNya, rahmat dan kasih sayangNya.

Allah adalah Dzat yang Maha belas kasih wahai umar. Oleh karena itu, jangan resah dengan peringatan penangkapanmu, jangan pedulikan hal itu dan jangan kau ikuti selain jalan kaum Mukminin.

Wahai Umar, menghadaplah kepada Allah, niscaya Ia akan memberimu pertolongan, dan mintalah padaNya dan jangan pada selain Dia. Masalahmu sangatlah terbabatas dan telah dapat diketahui, penyelesaiannya juga mudah bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Allah swt. Oleh karena itu, anda jangan sombong dengan dosa-dosamu, maka anda akan mengalami sebagaimana yang telah dialami oleh Saddam. Janganlah bersikap sombong terhadap satu kebenaran, maka Allah akan mematahkan punggungmu, sebagaimana Allah telah mematahkan punggung orang-orang lebih kuat dari dirimu dan lebih banyak pengikutnya.

“Dan tidaklah orang-orang pendosa itu dapat bertanya dari dosa-dosa mereka” . Imam at-Tirmidzi meriwayatkan Abdullah Ibnu Abbas ra. Dia berkata, “Suatu hari aku pernah berada di belakang Nabi saw., lalu Beliau bersabda, “ Wahai ghulam, aku akan mengajarimu beberapa kalimat; Jagalah (agama ) Allah, niscaya Ia akan menjagamu, jagalah (hak-hak) Alah, niscaya Ia akan ada di hadapanmu (melindungimu), ketika kau meminta, maka mintalah pada allah, ketika kau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan pada Allah. Dan ketahuilah, seandainya umat manusia ini berkumpul dan bersepakat untuk memberikan suatu kemanfaatan padamu, maka itu tidaklah akan memberimu kemanfaatan kecuali dengan apa yang telah ditulis oleh Allah swt. untukmu, dan ketahuilah, seandainya seluruh umat ini berkumpul dan bersepakat untuk memadarrati padamu, maka hal itu tidak akan memadarratimu kecuali dengan apa yang telah ditulis oleh Allah swt. atasmu. Pena pencatat segala sesuatu telah diangkat, dan lembaran-lebaran itu sudahlah kering.”

Tertanggal, 06/03/2009
Khothib, As-Syaikh ‘Isham Amera/ al-Quds, Bait shafaf
sumber: khilafahstuff.com
Selengkapnya...

Seburuk Buruk Pemimpin adalah Kalian Wahai Penguasa Palestina

By den_bagus on 07.34

komentar (0)

Filed Under:

(diterjemahkan oleh Utsman Isma’il As Sidany - Khilafahstuff)

Masjid Al Quds (27/02/2009) [Khutbah Pertama] Wahai Manusia : sejak aktivitas jihad dan perlawanan di Palestina berubah dari posisi kebekuan menjadi aggressor. Bersama perpindahan posisi inilah, ada aharapan yang terungkap- yang sebelumnya menjadi penndorong bagi para penduduk Palestina yang sederhana- bahwasanya; ada kemungkinan yang sangat besar untuk terbebaskannya Palestina, atau penghentian proses ‘meyahudikan’ negeri tersebut, atau ungkapan-ungkapan lain yang digunakan untuk mengungkapkan penolakan dari apa yang direncanakan teras-teras politik dan terowongan-terowongannya, yakni membuat tanah permukiman bagi Yahudi di tanah Palestina.

Oleh sebab itu, para petani sekalipun tidak segan-segan meninggalkan ladang pertaniannya dalam keadaan semula, untuk berangkat dan bergabung dalam serangan jihad defentif terhadap tanah saudaranya sebelum mereka sampai pada tanahnya sendiri. Mereka melakukan perlawanan dengan apa saja yang mereka miliki berupa persenjataan yang pengaruh serangannya sangat kecil namun maknanaya tidak dapat ternilai. Adakalanya ia dapat kembali lagi ke ladang pertaniannya untuk menyelesaikan pekerjaan yang ia tinggalkan, atau ia akan terluka dan syahid dan dengan itu pula ia telah melaksanakan apa telah menjadi kewajibannya.

Demikianlah sejarah yang dapat dipercaya menceritakan kepada kita tentang keadaan-keadaan dengan model yang sama sekali benar ini. Hal itu menyebabkan kerugian yang sangat besar pada barisan musuh yang sangat tamak, orang-orang Inggris, kaum penjajah, dan orang-orang Yahudi yang manjadi penduduk setempat.

Sebelumnya, tidak pernah terbersit dalam benak seorangpun; jika para pelaku pembelaan (muqawimin) dan para mujuahidin akan diekspos mass media dan berbagai perwakilannya sedemikian rupa. Sampai-sampai mengadakan jumpa pers dan mengambil pernyataan pers dan lain-lain berupa apa saja yang semuanya itu saat ini bias kita dengar dan saksikan. Perbedaan-perbedaan yang terjadi diantara orang-orang yang melakukan pembelaan dan para mujahidin tidaklah sampai pada tingkat penumpahan darah, memecah belah kesatuan dan ketercerai-beraian pasukan atau menjadikan musuh sebagai pembantu dengan bentuk yang nampak yang dapat menjadikan kening bercucuran keringat. Atau adanya pernyataan jelas tentang kecintaan mereka terhadap kursi kedudukan bagaimanapun pembuatannya, bagaimanapun pemasangannya dan dimanapun tempatnya, sekalipun diatas tubuh-tubuh para syuhada’ yang bergelimpangan dan diatas puing-puing rumah.

Wahai segenap manusia….., telah terjadi perubahan model yang tidak dapat diterima lagi atas aktivitas jihad dan perlawanan di Palestina. Pasalnya, permasalahan ini telah tereduksi dalam aktivitas-aktivitas perdamaian antara pasukan yang saling berperang. Hampir kita tidak pernah melihat disebut-sebutnya masalah-masalah yang sangat penting, seperti; pembebasan yang sebenar-benarnya atas tanah Palestina, atau menghapus Negara musuh (yang bercokol di negeri Palestina, pent) atau bahkan yang lebih rendah dari itu, menjaga kesucian-kesucian Palestina, membangun rumah-rumah yang telah ditinggalkan oleh para pemiliknya, orang –orang yang berjiwa sakit. Atau menetapka para penduduk didalam rumah-rumah mereka yang telah ditakut-takuti oleh adanya perlawana-perlawanan, berbagai pengadilan, menyerahkan harta benda atau, jika tidak, akan dirobohkannya rumah itu. Atau bahkan yang paling rendah sekalipun, membeli persenjataan atau menyelundupkannya untuk melanjutkan aktivitas jihad dan perlawanan. Hal ini semua tidak mereka lakukan, mereka menggantinya dengan penyerahan senjata dan menyerahkan diri dengan mengadakan kesepakatan gencatan senjata, perdamaian dan menampkkan perilaku yang yang baik terhadap pihak miusuh dan orang-orang yang membela mereka.

Sejelek-jeleknya pemimpin adalah kalian, wahai para penguasa Palestina!….Kalian berbuat batil dijalan-jalan Kairo, Damaskus, Teheran, sebagaimana orang-orang sebelum kalian berbuat bathil dijalan-jalan Amman, Baghdad, Kuait dan Tunisia. Kalian meminta solusi dari para penguasa yang telah menjual Negara kalian, membunuh bapak-bapak kalian, kakek-kakek kalian dan anak-anak kalian, menghinakan para pemimipin jihad kalian, pemberontakan terhadap kalian dan aktivitas-aktivitas perlawanan terhadap kalian pada masa sebelumnya.

Sejelek-jelek pemimpin adalah kalian, wahai pemimpin Palestina!…. kalianlah yang mendatangkan berbagai mala petaka kepada bangsa kalian ketika kalian mengadakan kesepakatan-kesepakatan, sebagaimana malapetaka itu memang terus-menerus kalian datangkan terhadap mereka ketika kalian saling bermusuhan, saling bertikai dan bunuh-membunuh. Ingat, kami tidak membutuhkan kesepakatan-kesepakan yang kalian lakukan. Sebab, kami telah berulang kali mencoba kalian.

Sejelek -jelek pemimipin adalah kalian, wahai pemimpin Palestina!….Ketika kursi kedudukan lebih kalian cintai dari pada Allah dan RasulNya, dan jihad dijalannya, maka tunggulah, sehingga Allah akan mendatangkan siksaannya. Sesungguhnya Allah tidak akan menunjukkan orang-orang yang fasiq.

Sejelek -jelek pemimipin adalah kalian, wahai pemimpin Palestina!….bagaimana kalian maua memenuhi panggilan dinas inteljen Mesir, iltizam terhadap berbagai penanggalan mereka yang kalian anggap itu suci, sementara, hampir kami tidak pernah mendengar atau melihat kalian memenuhi –sekalipun sangat sedikit- panggilan dari Al-Aqsha yang telah parak suaranya, telah runtuh mimbarnya, telah tertutup pintunya, terus bertambah rintihannya dan telah ambruk tiang-tiagnya karena saking banyaknya terowongan-terowongan yang digali dibawahnya.

Seburuk- Buruk Pemimpin Adalah Kalian Wahai Para Pemimpin Palestina!…., Kalian telah ditipu oleh kaum kafir yang telah menjadikan kalian sebagai pemimpin, mengangkat kalian sebagai penguasa, kalian telah tertipu oleh kotak-kotak pemilihan umum yang telah memunculkan kalian sebagai pemimpin dan menjadikan kalian sebagai penguasa. Apakah kalian tidak tahu, bahwa yang menjadikan kalian pemimpin pertama kalianya adalah orang-orang yang mejatuhkan kalian dalam gelombang Pemilu pada kesempatan yang kedua kalinya? Merekalah yang telah memecah belah jamaah kalian, memerangi kalian dan membantai kalian. Merekalah yang mengepung kalian dan melumpuhkan kalian, membunuh kalian dan anak bangsa kalian? Merka pulalah yang membantu kalian dengan hartanya, agar kalian dapat mengobati orang-orang yang terluka diantara kalian, kemudian setelah itu kalian mengajak mereka jalan bersama menuju lobang biawak menjadi orang-orang yang terzdalimi?

Seburuk- Buruk Pemimpin Adalah Kalian Wahai Para Pemimpin Palestina!…., Kalian semua diam seribu bahasa, saling bertikai dan bermusuhan, hingga musuh-musuh Islam dapat mengokohkan lembaran-lembaran politik dan militer mereka, setelah itu mereka kembali menyerang kalian kapan mereka mau, dan setelah itu mereka melepaskan kembali tawanan-tawanan dari kalian, sebagai gantinya mereka menagkap lebih banyak lagi dari musuh-musuh mereka sementara kalian semua melihatnya.

Seburuk- Buruk Pemimpin Adalah Kalian Wahai Para Pemimpin Palestina!…., Kalian hancurkan saudara –saudara kalian dengan timah panas, sebagian kalian mengejek pada sebagian yang lain, seperti wanita-wanita fasik dimass media kalian. Setelah itu kalian hentikan serangan media kalian, lalu kalian duduk didalam hotel-hotel yang tinggi sambil ngobrol-ngobrol, lalu kalian saling berangkulan di Kairo, sebagaimana yang dilakukan orang-orang sebelum kalian di Bairut dan Damaskus. Lebih dari itu, kalian lalu membagi-bagi dana ganti rugi dan anggaran-anggaran khusus bagi orang-orang yang terkena bencana. Kami tidak pernah mendengar kalian kecuali berkeluh kesah karena kemiskinan, lemahnya anggaran, menunda gaji para pegawai, selain para tentara yang menjadi anak panah kalian dan orang-orang yang kalian anggap sebagai para pemilik kendali.

Seburuk- Buruk Pemimpin Adalah Kalian Wahai Para Pemimpin Palestina!….,Kami mengkafiri kalian dan kepemimpinan kalian, kalaian sangat tidak layak memimpin bangsa yang terus berusaha untuk membebaskan tanah air mereka, mengusir musuh-musuh mereka dan terus berusaha untuk mendapatkan kehormatannya kembali.

Tinggalkanlah kedudukan kalian, Lepaskanlah kedudukan kalian dan jangan berharap lagi atasnya. Ini sedikit permintaan dari kami. Jika kalian mengabulkannya, kami akan mencintai kalian sebagai saudara, dan kalian sebagaimana digambarkan oleh Allah Swt. “ Innama yastajibulladzina yasma’un” ( Sesungguhnya hanya orang-orang yang mendengarlah yang dapat mengabulkan). Namun, jika kalian menolaknya, selama kami masih hidup, kami akan selalu membenci kalian, dan kami akan mewariskan kebencian itu pada anak-anak kami. Sehingga mereka akan mencabut kalian dengan seakar-akarnya, jika memang hari ini kami belum dapat melakukan hal itu. Dan ingatlah, sesungguhnya kalian sebagaimana digambarkan oleh allah swt. “ sesungguhnya sejelek-jelek binatang melata disisi Allah adalah orang-orang yang buta dan tuli, orang-orang yang tidak dapat berfikir”.

Khuthbah kedua.

Wahai segenap manusia…….., Sungguh mengherankan para pemimpin dan penguasa Palestina itu, mereka berbicara dengan musuh Islam dengan ‘bahasa’ yang tidak pernah dipahaminya, yakini ‘bahasa’ gencatan senjata, ‘bahasa’ perdamaian, memenuhi dengan berbagai kesepakatan dan lain sebagainya. Sementara itu, para pemimpin Palestina ini mengajak bicara sebagian dari mereka dengan ‘bahasa’ yang sangat mereka pahami, yakni ‘bahasa’ timah panas, cacian, penagkapan yang silih berganti dan penyiksaan yang menyebabkan kematian. Akan tetapi tidak sedikitpun pernah terbersit dalam hati mereka, sampai hari ini sekalipun, untuk berbicara dengan ‘bahasa’ yang kita harapkan mereka melakukannya dengan baik, yakni ‘bahasa’ wala’ (loyalitas) kepada kaum muslimin dan ‘bahasa’ bara’ (berlepas ) dari kaum kafir, bahasa politik yang benar, bahasa yang telah dipraktekkan dengan sebaik-baiknya, dipergunakan sebagai ‘bahas percakapan’ oleh para pendahulu kita, seperti Abu Bakar ra., Umar ra., Utsman ra., Ali ra. dan segenap para sahabat terpilih, orang-orang yang telah belajar di sekolah politik Muhammad saw.

Sungguh mengherankan para pemimpin Palestina ini, mereka disengat berkali-kali, ya, berkali-kali, dari lobang yang sama, dibantai berkali-kali setiap tahunnya dan terjerat berkali-kali kedalam perangkap yang sama. Namun anehnya, sedikitpun itu tidak membuat mereka takut, atau paling tidak membuat mereka sadar. Sungguh mengherankan sekali para pemimpin itu, mereka tidak pernah belajar dari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan, tidak pula dari kesalahan saudara-saudara mereka yang lain yang telah mendahului mereka, baik di Palestina ataupun di negeri lain. Sungguh mengherankan mereka itu, hati mereka tidak pernah takut jika disebut nama Allah, tidak pernah bertambah iman dan sikap berserah diri jika dibacakan ayat-ayat Allah kepada mereka. Sungguh aneh mereka itu, mereka menjulur-julurkan lidahnya pada fata morgana perdamaian, selalu berbicara degan bahasa mengemis pada organisasi internasional, dewan keamanan (DK), Amerika dan lain sebagainya. Ibarat mereka adalah orang yang meniup qirbah1 yang berlobang, tidak dapat menyimpan air, tidak pula dapat menghilangkan dahaganya orang yang dahaga. Sungguh ajaib dan sungguh hina mereka itu. Sesungguhnya mereka itu tersesat dalam jurang politik yang penuh dengan dosa dan kebohongan, sementara itu, mereka malah meninggalkan Syari’ah Islam yang lapang dan tidak pernah ada satupun orang yang tersesat atau celaka karenanya.

Wahai segenap manusia….., Aku akan selalu mengatakan ini dan aku tidak akan bosan mengatakannya, aku akan selalu mengatakannya selama nyawa ini masih melekat, aku akan mengatakannya sekalipun seluruh orang didunia ini marah karenanya.

Wahai para pemimpin dan penguasa Palestina secara khusus, tinggalkanlah jabatan palsu kalian sekarang juga, kembalilah pada dekapan hangat umat Islam, sebelum kalian menjadi penguasa-penguasa seperti penguasa-penguasa Negara-negara kecil yang melarat, akan menimpa pada kalian apa yang telah menimpa mereka, kalian akan mengemis-ngemis kursi kekuasaan sebagaimana orang-orang sebelum kalian, mereka kelewat tamak untuk tetap memdudukinya, berapapun harganya itu. Palingkanlah pandangan kalian dari kursi-kursi kekuasaan itu, niscaya kursi-kursi itu akan datang pada kalian dengan hina. Adapun jika kalian tidak pernah dapat memejamkan mata kalian dari kursi-kursi itu, maka akilan akan mengejar-ngejarnya dengan penuh kehinaan. “Wasyattaana maa bain al-masyriq wa al-maghrib “ betapa jauh berbeda antara arah barat dan arah timur ”.

Wahai snegenap manusia….., Sesungguhnya kaum muslimin dimasa-masa awal, ketika mereka selalu memalingkan pandangan mata mereka dari kursi-kursi pemerintahan dan jabatan-jabatan didalamnya, maka kursi-kursi itu datang kepada mereka dengan penuh kehinaan, mereka bebas memilih antara mengambil dan mendudukinya dengan penuh kemulyaan, atau meninggalkannya, bersifat zuhud terhadapnya, tak henti-henti berjihad di jalanNya, mengangkat kepala tinggi-tinggi karena merindukan sorga. Merekalah orang-orang yang dituturkan Allah dalam firmanNya; “ Muhammad adalah utusan Allah. Dan orang-orang yang bersamanya, mereka adalah orang-orang yang bersikap keras terhadap kaum kafir, bersikap lembut diantara mereka. Kau melihat mereka dalam keadaan ruku’ dan sujud mengharapkan anugrah dan ridla dari tuhan mereka. Nampak bekas sujud diwajah mereka”. Merekalah orang-orang membenarkan Allah, maka Allah membalas atas pembenaran mereka, mereka adalah orang-orang yang menolong Allah, maka Allah menolong mereka, mereka adalah orang-orang yang mencari ridla Allah, maka Allah memulyakan dan menguatkan mereka, memenagkan mereka atas musuh-musuh mereka.
Tidak ada kemulyaan bagi umat Islam ini, kecuali jika mereka mau menempuh dan mengikuti manhaj yang telah ditempuh oleh mereka. Dan ingatlah, manhaj mereka terintisarikan kedalam aktivitas dakwah untuk menegakkan kembali Daulah Islamiyah yang akan menjalankan tugas, pertama, menerapkan Syari’at Islam, dan, kedua, mengemban dakwah Islam keseluruh dunia sebagai risalah petunjuk dan cahaya. Kemudian, menghilangkan segala rintangan yang menghalangi jalannya dan membuat lupa orang –orang kafir dari godaan setan.

Tertanggal, 27/02/2009 M.
Khotib; As-Syaikh ‘Isham Amira / Bait shofafa, al-Quds.
Penterjamah; Utsman Zahid Ism’il as-Sedany.
[khilafahstuff]

Selengkapnya...

Menjual Negara dan Serangan Pasukan Berkuda

By den_bagus on 15.49

komentar (0)

Filed Under:

(diterjemahkan oleh Utsman Isma’il As Sidany - Khilafahstuff)

Masjid Al Quds (20/02/2009) [Khutbah Pertama] Wahai kaum muslimin…., dituturkan dalam kitab “ Al-Hudud al-Aniqah wa at-Ta’rifat al-Daqiqah”, karya Syaikh Al-Islam Abi Yahya Zakariya Al-Anshari; kata As-Shafaqah, menurut bahasa maknanya adalah al-darb bi bathi al-kaff ( memukul dengan telapak tangan). Dalam makna istilah, kata tersebut berarti transaksi jual beli atau transaksi yang lain.
Abi Su’ud ketika menafsirkan firman Allah ; “ Fathamasna ‘ayunahum” mengatakan; artinya, kami menghapus dan meratakan mata mereka sehingtga persis seperti seluruh wajah mereka. Diceritakan, ketika kaum nabi Luth memaksa memasuki rumah beliau, mereka langsung ditampar (shaffaqahum) oleh malaikat Jibril AS. Maka, seketika itu mereka langsung buta dan tidak dapat melihat pintu rumah nabi Luth as. Sehingga akhirnya dikeluarkan oleh Nabi Luth as.
Dengan demikian wahai kaum muslimin….., Shafaqat adalah sebuah kata yang dalam bahasa Arab bermakna memukul dengan telapak tangan (menampar, ngeplak, Jw). Ini biasanya dilakukan pada wajah. Sebab, hal itu lebih dahsyat dalam penghinaan, lebih besar pengaruhnya dalam jiwa dan harta. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan seorang kekasih menampar kekasihnya, seorang teman menampar temannya, seorang ayah menampar anaknya dan seorang suami menampar isterinya.

Oleh sebab itu pula, Nabi Saw. melarang dari memukul wajah dalam segala bentuknya. Imam Muslim dan para Imam Ahli Hadist yang lain meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Beliau berkata, Rasul Saw. bersabda; “ ketika salah satu diantara kalian melakukan pemukulan, maka hindarilah memukul wajah” . Akan tetapi, seorang musuh ketika diberi kesempatan untuk mengalahkan musuhnya, tidak perlu lagi memperhatikan wajah ataupun tengkuk, tidak ada lagi belaskasihan, akan tetapi memukulinya tanpa berhenti, menamparinya tanpa belas kasihan.

“ Faizda laqiitum al-ladzina kafaru fadlarb al-riqaab hatta idaza astkhontumuhum fasyuddulwatsaq faimma manna[n] ba’d[u] waimma fida[a] hatta tdla’a al-harb awzaraha” Imam Ibnu Katsir mengatakan; “ Allah swt memberikan petunjuk kepada kaum mukmin pada apa yang harus mereka jadikan pegangan dalam peperangan mereka dengan kaum kafir; “ Faizda laqiitum al-ladzina kafaru fadlarb al-riqaab” , artinya, ketika kalian telah menghadapi mereka maka babatlah leher-leher mereka dengan pedang. “hatta idaza astkhontumuhum”, artinya, ketika kalian telah dapat memusnahkan mereka dengan peperangan “fasyuddulwatsaq” artinya, ikatlah tawanan perang yang kalian tawan dari mereka. Kemudian, setelah peperangan selesai, kalian dapat melepaskan mereka dengan begitu saja ataupun dengan cara meminta tebusan yang harus dibayar oleh pihak mereka.

Wahai kaum muslimin……, kini Palestina telah hancur. Hal ini disebabkan oleh banyaknya shafaqat yang diterima (talaqqaha) oleh para penduduknya. Kami tidak mengatakan ; “yang diputuskan (abramuha)”. Sebab, kata Ibram As-Shafaqat menuntut adanya keseimbangan antara kedua belah pihak, sebagaimana penjual dan pembeli ketika melangsungkan transaksi jaual beli.

Adapun ketika tidak adanya keseimbangan, maka kata shafaqah artinya adalah pemukulan dari pihak yang kuat atas pihak yang lemah, baik wajahnya taupun kepalanya. Hal itu ditujukan agar mau tunduk pada syarat-syarat yang didektekan kepadanya. Setelah babak belur, ia harus menandatangani kesepakatan pelepasan (tanazul) hak atau menyerah atau apapun bentuknya yang merupakan tuntutan kehinaan dan kenestapaan.

Barangkali, yang menjadi ‘keistimewaan’ masa politik kita saat ini adalah banyaknya shafaqat yang diterima oleh para pemimpin dan penguasa kaum muslimin dari musuh-musuh yang telah menusuk dada kita, menjajah negeri kita, merampok kekayaan negeri kita, yang membagi-bagi negeri kita dan yang telah membunuh anak-anak kita, isteri-isteri kita. Dari maulai perjanjian (shafaqah) Sayks Pico sebelum sekitar seratus tahun yang lalu, sampai perjanjian pertukaran tawanan hari ini. Kaum muslimin mersakan sakit yang luar biasa akibat berbagai perjanjian yang tidak pernah membawa kebaikan sedikitpun bagi mereka dan tidak pernah pula memberikan kemajuan apapun. Sebab dari semua itu sudahlah jelas, bagai matahari di siang bolong. Yaitu adanya cacat yang nyata dalam perbandingan kekuatan antara kaum muslimin dan kaum kafir-musuh musuh mereka.

Adakah orang yang menyamakan laki-laki yang sakit ( ini sebutan bagi Daulah Utsmaniyah dimasa-masa akhir) dengan Inggris dan Perancis, kedua negara yang menyebabkan terjadinya Perang Dunia pertama? Kedua Negara itu bagai seorang pemuda yang bermain ditengah lapangan denga seorang yang telah tua renta. Ia memukulinya kanan dan kiri, tanpa danya perlawanan yang layak untuk disebut sedikitpun. Perumpamaan mereka adalah seperti perumpamaan Afganistan atau Irak melawan Amerika. Atau seperti perumpamaan kekuasaan Palestina dengan dua sayapnya, kaum patriotisme dan Islam, melawan Israil. Atau sepeti Amerika dan Binma yang mengakibatkan presidennya, Noriga, diseret dari kursi kekuasaan menuju kedalam sel tahanan. Setelah itu, apa yang menuntun mantan presiden Miloševi? Yugoslafia ke Lahai. Dan mungkin saja akan disusul oleh Umar al-Basyir yang telah membuat kerusakan di Sudan.

Wahai kaum muslimin……, belum pernah diketahui dari sejarah kaum muslimin, mereka mengadakan perjanjian politik seperti apa yang telah dilakukan oleh para pemimpin saat ini. Kita belum pernah mendengar dari sejarah mereka kecuali kedudukan yang kuat dan tinggi dihadapan para musuh mereka. Lihatlah, Rasulullah saw. dalam marhalah dakwahnya, mengalami berbagai rintangan yang tidak dapat kita gambarkan. Namun demikian, beliau tetap terus berjuang dalam mengemban dakwah hingga allah memenangkan agamanya atau beliau harus gugur demi membela agamaNya.

Setelah beliu mendirikan Negara, beliau tidak pernah tunduk pada intimidasi apapun, atau condong karena ancaman sekalipun. Akan tetapi beliau mengatakan; “Demi Allah, aku kan terus berjuang menegakkan apa yang aku diutus untuk menegakkannya sehingga Allah memenangkannya atau agama para Nabi ini akan terasingkan“.

Demikian para Khalifah ar-Rasyidin setelah beliau. Mereka semua menempuh jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Rasul saw. yang tidak pernah menerima pelepasan hak kaum muslim, atau sembrono atau bahkan melakukan berbagai perjanjian. Andaikata tidak pernah ada keteguhan Abu Bakar untuk memerangi kaum murtad, sungguh daulah Islam pasti kan tersobek-sobek. Andaikata Umar menghentikan penaklukan-penaklukan berbagai negeri, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian para penguasa daulah Utsmaniah di akhir masanya, sungguh mereka dan kita tidak kan pernah ada.

Ketika Abu Bakar ra. telah mengangkat Khalid Bin Walid sebagai pemimpin pasukan untuk menyerang pasukan Romawi yang jumlahnya mencapai dua ratus empat puluh ribu pasukan, Khalid bin walid berdiri didepan para pasukannya saraya mengatakan: “ Hari ini sesungguhnya adalah hari Allah, tidak layak bagi siapapun untuk berbangga diri dan melakukan perbuatan dzalim. Ikhlaskanlah jihad kalian, harapkanlah Allah dengan amal kalian. Marilah kita bergantian menjadi pemimpin, salah satu diantara kita hari ini menjadi pemimpin, sementara besuk sebagian kita yang lain, sehinnga kalian semua dapat menjadi pemimpin.” Sebelum terjun kemedan perang, hati Khalid digelayuti rasa was-was; jangan-jangan diantara pasukan kaum muslimin, orang-orang yang baru masuk Islam, ada yang melarikan diri. Oleh karena itu, dan ini adalah yang pertama kalinya, Khalid memanggil kaum wanita dan mempersenjatai mereka.

Ia memerintahkan kaum wanita itu, untuk berada dibelakang barisan kaum laki-laki. Beliau mengingatkan kepada mereka; “Barang siapa melarikan diri, maka bunuhlah dia”.

Sebelum dimulainya peperangan, Haman, pemimpin Romawi meminta Khalid untuk maju kedepan ditempat kosong antara dua pasukan. Kemudia ia mengatakan; “ Kami tahu, tidaklah mengeluarkan kalian dari negeri kalian untuk berperang kecuali kesulitan dan kelaparan, jika kalian mau, aku kan memberi kalian setiap orang diantara kalian sepuluh dinar emas, makanan dan pakaian.

Setelah itu kalian kembali menuju negeri kalian, pada tahun depan, aku akan mengirimkan kepada kalian hal yang sama. Khalid memahami ucapan orang Rum ini adalah penghinaan, dia menimpalinya; “Sesungguhnya, kami tidak keluar dari negeri kami karena lapar, sebagaimana yang kau tuturkan. Akan tetapi, kami adalah kaum peminum darah, dan kami tahu tiada darah yang lebih segar dan lebih nikmat dari pada darah kalian. Oleh karena itulah kami datang ke negeri kalian“. Setelah itu Khalid langsung kembali dengan kudanya menuju barisan kaum muslimin. Beliau mengangkat Liwa’ tinggi-tinggi sebagai isyarat dimulainya pertempuran; “Allahu akbar, bertiuplah kau wahai angin sorga“.

Setelah itu, tidak ada seorangpun yang berbicara mengenai shafaqoh (perjanjian damai) bersama orang-orang kafir untuk selamaya. Shafaqah adalah shafaqah, dua telapak tangan kita ini harus benar-benar menampar dan memukul. Barang siapa melakukan hal itu, umat kita akan membalas shafaqahnya, dan akan memukulnya, cepat tau lambat.

[Khuthbah ke II]

Wahai kaum Muslimin….., para pemimpin Palestina dan orang-orang yang menggiring mereka kedalam lorong kehancuran, sesungguhnya mereka adalah orang-orang mengalami kebingungan dan tidak punya malu, bingung (tahafut) dalam memutuskan berbagai perjanjian (shafaqat), membuat kesepakatan gencatan senjata dan perjanjian perdamaian, menentukan tempat-tempat untuk mengungsi dan merenovasinya, dan berbagai macam aktivitas politik yang telah terbukti gagal, telah terbukti kerugian orang-orang yang berjalan bersama rombongan mereka. Kerancauan inilah sebenarnya yang menjadi sumber penyakit yang menimpa rakyat Palestina secara khusus, yang mengantarkan terjadinya krisis Palestina kepada kehancuran.

Kini telah menjadi jelas bagi siapa saja yang mau melihat dan memahami, bahwasanya orang orang yang bermain dalam krisis ini -para pelaku perjanjian damai (shafaqot)- tidak pernah mau mengambil pelajaran dari sikap para pendahulu mereka. Orang orang yang terpilih (dari golongan shiddiqin, red) (yang telah, red) berhadapan dengan musuh mereka.

Ketika Khalifah al Ma’mun dan pasukannya telah sampai ke Negara Romawi, penguasa negeri itu menawarkan agar Al Ma’mun dan pasukannya kembali dan mengurungkan niatnya untuk memerangi Romawi. Sebagai kompensasinya, mereka diberikan bahan makanan, dan harta. Selain itu, mereka diberi ganti rugi atas apa yang telah dikeluarkan sebagai biaya pasukan, sejak hari pertama diberangkatkan sampai hari pulang kenegeri mereka. Atau, mereka akan dibangunakan kembali beberapa wilayah kaum muslimin yang pernah dirusak oleh Romawi, atau seluruh tawanan kaum muslimin dilepaskan. Jawaban Al Ma’mun atas semua ini adalah Firman Allah swt.

“Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: “Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikanNya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu” (TQS. An Naml 36).

Kemudian Al Ma’mun berkata: “Seandainya aku mencabut batu yang paling dalam di negeri Romawi ini, aku tidak akan menjadikannya sebagai ganti dari jeritan wanita muslimah di negeri ia tertawan” (dan wanita itu menjerit, red) “Wahai Islam, tolonglah aku“. Adapun laki laki yang tertawan, maka dia adalah salah satu dari dua orang; seorang laki laki yang berangkat Berjihad Sabilillah, maka ia akan syahid dalam Sabilillah. Dan seorang laki laki yang berangkat berjihad karena harta dunia, maka semoga Allah tidak melepaskannya.

Wahai kaum muslimin…Sesungguhnya kekacauan orang orang yang berbuat kekacauan di Palestina ini, dan negeri negeri lain dengan mengadakan perjanjian gencatan senjata, perjanjian damai yang penuh dengan kebohongan, berpegang dengan hasil perundingan yang tidak seimbang dan apa yang mereka sebut sebagai pilihan strategi perdamian dan lain sebagainya dari ungkapan ungkapan kehinaan, kata kata kekalahan dan ketercerai-beraian. Sesungguhnya semua adalah menjual negara dan rakyatnya. Hal ini tidak akan mengantarkan umat Islam ini pada sebuah perubahan dari apa yang telah menimpanya, mengeluarkannya dari jalan buntunya. Bahkan hal ini akan semakin menambah permasalahan (zada al thin ballah), menambah rumit berbagai urusan.

aDemi Allah, tidak ada solusi bagi kita semua kecuali satu satunya solusi yang diridhoi oleh Rabb kita -azza wajalla- dan yang akan mewujudkan berbagai macam keinginan kita yang besar, harapan kita yang membentang. Ingatlah… solusi itu adalah menegakkan Daulah Khilafah yang kedua yang mengikuti manhaj nubuwwah bagi kaum muslimin. Khilafah inilah yang akan menghentikan berbagai macam shafaqat bai’u al bilad (berbagai macam transaksi menjual negara), yang akan pula meluncurkan pasukan berkuda (as shafinat al Jiyad, penggunaan kata aseli), untuk membebaskan negeri negeri dan rakyatnya.

Oleh karena itu bergabunglah kalian bersama orang orang yang memperjuangkannya, maka Allah akan merahmatinya. Jangan sampai kalian dihinakan oleh orang orang (penguasa) yang telah mengalami kebingunan, yang telah terkena tamparan dan pukulan yang menghinakan.

Tertanggal : 20/02/2009
Khatib : Syaikh Isham Ameera - Al Quds Bayt Shafafa

Diperbolehkan mencopy sebagian/ seluruh materi naskah Khutbah Jumat terjemahan ini dengan dimohon mencantumkan Sumber dan Penterjemahnya. Jazakallah Khayr[khilafahstuff]

Selengkapnya...