George Galloway (Wakil Parlemen Inggris) Lebih Memahami Permasalahan Kita! (daripada penguasa muslim yg tunduk terhadap Barat…)

By den_bagus on 08.30

komentar (0)

Filed Under:

(diterjemahkan oleh Utsman Isma’il As Sidany - Khilafahstuff)

Masjid Al Quds (13/03/2009) [Khutbah Pertama]
Wahai segenap manusia…
Ibnu Ishaq pernah bertutur: “Zaid ibnu Amer Ibnu Nufal adalah seorang yang tidak mau mengikuti (kebiasaan) kaumnya. Dia tidak masuk kedalam agama Yahudi maupun Nashrani, dia juga telah meninggalkan agama kaumnya, dia menjauhi berhala, bangkai, darah dan seluruh binatang yang disembelih sebagai persembahan bagi berhala, dia melarang membunuh anak perempuan hidup-hidup, dia mengatakan; ” Aku menyembah Tuhan Ibrahim as.”, dia menampakkan permusuhannya dengan kaumnya dengan cara mencela apa yang menjadi kebiasaan mereka”.
Ibnu Ishaq juga pernah bertutur; Hisyam Ibnu Urwah bercerita kepadaku, dia dari bapaknya, dia dari ibunya, Asma’ Binti Abi Bakar ra.; dia berkata : ” Sungguh aku pernah melihat Zaid Ibnu Amer Ibnu Nuafai yang telah lanjut usia itu menyandarkan punggungnya pada Ka’bah saraya mengatakan ; “Wahai kaum Quraiy, demi Dzat yang jiwa Zaid Ibnu Amar berada dalam kekuasaannya, tidak ada seorangpun dari kalian yang masih lurus diatas agama Ibrahim kecuali aku”. Kemudian ia melanjutkan perkataannya, “Wahai Allah, seandainya akau tahu ada satu wajah yang lebih engkau cintai maka aku akan menyembahMu dengan (menggunakan perantara)-nya, namun aku tidak mengetahuinya”. Setelah itu ia sujud diatas telapak tangannya.

Ibnu Ishaq betutur; aku juga diceritai bahwa anaknya Zaid, Sa’id Ibnu Zaid Ibnu Amar Ibnu Nufail, dan Umar Ibn al-Khaththab berkata kepada Nabi saw.; “Apakah kami boleh memintakan ampun untuk Zaid Ibnu Amar?” Nabi bersabda, “Ya, sebab dialah orang yang membangkitkan satu umat seorang diri”.
Wahai manusia.., Zaid Ibnu Amar Ibnu Nufail dengan akalnya yang cerdas sesungguhnya dapat memahami bahwa berhala-berhala itu tidak layak disembah. Karena kedalamannya berfikir, dia tahu bahwa agama Yahudi dan Nasrani - padahal dua agama ini adalah agama samawi - bukanlah agama yang layak diikuti. Sebab dia melihat adanya pergolakan (shira’) diantara para pengikutnya, dan bahwasanya dua agama ini tidaklah menerapkan apa yang dia katakan sebagai aturan interaksi didalam masyarakat dengan sempurna.

Lebih-lebih pada masanya Zaid Ibnu Amar orang-orang Yahudi dan Nashrani terkenal sebagai tukang penipu dan pembohong, sampai-sampai mereka membunuh nabi mereka sendiri. Andaikata Allah tidak menyelamatkan Nabi Isa as. Dengan rahmat dan kasih sayangNya, niscaya Beliau telah menjadi korban tangan-tangan zalim mereka. Akan tetapi Allah mewafatkan (tawaffahu) Beliau, mengangkat beliau kepadaNya dan membersihkan beliau dari orang-orang kafir.

Oleh karena itu, Zaid Ibnu Amer Ibnu Nufail tidak puas jika para tokoh agama (rijal al-din) Yahudi dan Nashrani dapat memimpin bangsa mereka dengan benar, dapat mewujudkan kemulyaan bagi mereka di dunia dan ketenangan ketika mati dan setelahnya. Dia tidak yakin jika para pemimpin negara yang menyembah berhala-berhala itu menginginkan kebaikan bagi manusia, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang mengajak pada kesesatan.

Sebagaimana juga diceritkan bahwa Abu Sufyan - sebelum masuk Islam - pernah berkata kepada Ammar Ibnu Yasir, ” Tuhan-tuhan orang-orang Quraisy adalah para hamba dan barang dagngan”. Lalu bagaiman mungkin dapat dipercaya dengan para da’I yang orentasinya adalah duni saja?
Wahai manusia, satu perkara sesungguhnya dapat dibanding dengan perkara lain.

Maka sebagaimana Zaid telah dapat mendiagnosa problem manusia pada saat itu bahwasanya ia adalah rusaknya akidah dan sistem. Lalu ia juga meninggalkan agama kaumnya, tidak menyembah berhala, tidak masuk kedalam agama Yahudi maupun Nashrani, mengharamkan atas dirinya sembelihan sebagai persembahan atas para berhala, mencela mereka karena mengunggulkan laki-laki atas wanita dan membunuhnya hidup-hidup, melarang mereka atas hal itu, mengumumkan bahwa dia berada dalam agama Ibrahim As., menegaskan bahwa dia tidak menemukan wajah yang lebih dicintai oleh Allah sehingga ia menyemmbahNya dengan perantara wajah tersebut, lalu ia bersujud diatas tangannya. Semua hal itu semakin memperkuat pada kita bahwa dia memilki akal yang unggul, manhaj yang benar, dimana pada saat itu sangat sulit dijumpai sebuah kebenaran, sirnanya agama yang lurus, atau hampir sirna.

Demikian pula pemberian izin dari Rasul saw. kepada sa’id dan umar ra. dengan memintakan ampun untuk Zaid. Demikian pula keadaan kita pada saat ini. Kita berada dalam satu masa dimana sangat langka ditemukan orang yang menyerukan kebenaran, sirnanya berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah swt. didunia ini, paraunya suara para pengemban dakwah yang ikhlas yang menyerukan untuk merubah para pemimpin dan para penguasa, dan bahwasanya mereka adalah sumber penyakit dan bencana bagi umat ini, bahwasanya mereka sudah matang dan sudah saatnya untuk dipanen dan memecat mereka untuk membai’at seorang khalifah yang akan berhukum pada syara’.

Jika hal itu semua tidak berhasil, akan dapat dipastikan keadaan kaum muslimin tetap akan mengalami ketergelinciran dari yang buruk kedalam yang lebih buruk, dari kekalahan menuju kekalahan lain yang lebih parah dan besar dan dari kerugian menuju kerugian yang sejenis yang lebih besar lagi.

Ditengah-tengah itu semua, kita dikagetkan dengan seorang anggota parlemen Inggris Geoge Galloway, pemimpin rombongan konvoi arteri Bahan Makan (qafilah syiryan al-hayat) di daerah Gaza, yang mengarahkan seruannya pada bangsa-bangsa Arab agar mereka mengubah arah dukungan penguasa mereka atau bahkan mengubah penguasa itu sendiri.

Hal itu terungkap dalam isyaratnya pada adanya jurang pemisah antara para penguasa dan rakyatnya dalam kerisis Palestina. Benar, Galloway memang betul-betul faham apa yang tidak pernah difahami oleh kebanyakan kaum muslim. Kita tidak boleh meremehkan haknya dengan memberikan pujian terhadapnya meskipun ia kafir. Galloway telah mengadakan penelitian selama duapuluh hari sejak timah-timah panas dan abu panas menghujani kepala para pasukan perang tanpa sedikitpun berhenti dan belas kasihan, anak-anak terbakar sebelum orang-orang-orang dewasa, kaum wanita sebelum kaum laki-laki, menghancurkan semua yang diterpanya.

Tidak ada keraguan lagi jika Galloway telah melihat dan mendengar posisi penguasa Mesir dan penutupannya atas Rafah dari bantuan-bantuan, orang-orang yang terluka dan orang-orang yang tertimpa bencana. Demikian pula dia melihat dan mendengar sikap penguasa Ramalah terkait penjagaan perangnya, dia tentu mendegar dan melihat pula sikap para penguasa mulim di Yordan, Suriyah, Libanon dan yang lain, yang seharusnya mereka semua menjadi satu umat yang saling berusaha untuk melaksanakan tanggung jawab mereka. Dia memang benar-benar telah dibuat bingung oleh apa yang ia lihat dan dengar, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari apa gerangan penyebab dari semua itu.

Hingga akhirnya ia menemukan sebab dari hal itu semua adalah terbakarnya kerinduan berbagai bangsa (Islam) untuk membantu penduduk Gaza, akan tetapi pemimipin mereka malah menghalang-halanginya. Ia menjumpai berbagai bangsa itu telah memuncak kerinduannya untuk berjihad di jalan Allah untuk membebaskan Gaza dan seluruh Palestina, akan tetapi lagi-lagi penguasa merekalah yang memasang batu dijalan-jalan mereka, bahkan sekedar berfikir dalam aktivitas semacam ini saja, hal ini sebagai penghalang agar hal itu (pembelaan kaum muslimin) tidak terwujud.

Galloway menemukan berbagai bangsa yang tidak menerima ‘normalisasi’, namun penguasa merekalah yang lari tergopoh-gopoh untuk menyambutnya, dia menemukan berbagai bangsa yang menginginkan persatuan, namun penguasa merekalah yang selama ini menolaknya. Sebagai tambahan atas apa yang dilihat dan difahami oleh Galloway, saya tambahkan, bahwa sesungguhnya berbagai bangsa menuntut para penguasa mereka untuk menerapkan hukum Allah swt., akan tetapi para penguasa mereka malah menginginkan berhukum pada thaghut.

Oleh karena ini semualah, Galloway keluar dari ‘tutupnya’, melewati batas kewenangannya dan memasuki wilayah yang tidak penting baginya, mengungkapkan pandangannya tanpa ada seorang yang memintanya saraya mengatakan; “Wahai bangsa-bangsa Arab, ubahlah para penguasa kalian agar keadaan kalian menjadi lurus”. Seakan ia mengatakan kepada kita; ” Tidakkah ada diantara kalian seorang laki-laki yang waras (alaisa minkum rajul rasyid)?”

Wahai segenap manusia.., Demi Allah kita tidak membutuhkan Galloway untuk memperlihatkan pada kita bergaia urusan peribadi kita, berbagai masalah pelik yang menjadi penghalang hidup kita. Demi Allah kita tidak membutuhkan dia dan tidak pula orang-orang semacam dia agar mereka mendesak para penguasa kita supaya mereka mengubah arah mereka atau bahkan mengubah mereka.

Ini adalah kewajiban yang diwajibkan oleh Allah swt. Tuhan kita ‘Azza wa Jalla. Dalil kefarduan hal ini, dari al-quran maupun as-Sunnah dan ijma’, sudahlah melimpah ruah dan membanjri berbagai kitab fiqh mu’tabarah. Ibnu Hajar al-’Asqalani dalam “Hidayatur Ruwwat”, dari Ibnu Mas’ud ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ketika kaum Bani Isra’il tenggelam dalam kemaksiatan, dan telah diperingatkan oleh para ulama’ mereka namun mereka tidak menghiraukannya, hingga akhirnya para ulama’ itu ikut dalam majlis-majlis mereka, makan-makan berama mereka, maka Allah swt.

Menutup hati sebagia mereka dengan sebagian mereka, dan melaknat mereka lewat lisan Nabi Dawud dan Isa Ibnu Maryam as.; hal itu disebabkan perbuatan maksiatan dan kezaliman yang mereka lakukan (dzalika bimaa ‘ahaw awakanuu ya’taduun).

Ibnu mas’ud berkata; “Rasulullah saw. kemudian duduk,- padahal sebelumnya Beliau tadinya bersandar, - seraya bersabda; ” Demi Allah , sungguh kalian akan mencondongkan mereka” - dalam satu riwayat; “Tidak demi Allah, kalian akan memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar, menghalangi tangannya orang zalim da mencondongkan mereka pada yang benar (haq), atau kalian akan betul-betul menyepelekan perkara yang benar, atau Allah akan menutup hti sebagia kalian dengan sebagian yang lain, kemudia Dia akan melaknat kalian” .

Ini adalah dorongan yang sangat jelas dari Rasul saw. atas para penguasa untuk mengubah mereka atau mengubah arah mereka. Terimaksih Galloway, didalam agama kami telah mencukupkan dari yang kau katakana. Yang menjadikan sedih kami adalah anda lebih memahami permasalahan kita lebih dari apa yang difahami oleh sebagian kita, bahkan banyak dari kita.

Khutbah Kedua

Wahai segenap manusia, diantara berbagai paradoks yang sangat aneh dalam masalah konvoi (qafilah) Golloway yang kemudian berubah nama dan disebut ” Su’ad Viva Palestina” yakni ” Suad Tahya Falestina”, dalam isyarat seorang wartawati Libya yang terbunuh dalam peristiwa peperangan; bahwa rombongan Galloway adalah penyebab - sebagai yang pertama kali sejak lima belas tahun - dibukanya perbatasan-perbatasan Morocco dan al-Jaza’ir untuk sementara sebelum rombongan itu meneruskan perjalanannya ke Tunisia! Ini membuat banyak tanda Tanya terhadap rombongan ini.

Mengapa dibukakan baginya perbatasan-perbatan yang tertutup? mengapa penguasa Libya membantunya dengan truk pengangkut barang yang penuh dengan bantuan? mengapa bantuan-bantuan Mesir dilarang dan dihalang-halangi? Sementara Inggris dapat melewati dengan lancar? Mengapa tidak seorangpun dari para penguasa Negara tetangga atau yang lain tidak pernah berani berteriak didepan para pasukan perang - yang para pembunuh dan orang-orang yang yang bersekongkol itu,- dengan mengancam mereka agar mereka menghentikan lelucon ini, dan jika tidak? Mengapa mereka harus menunggu Amerika, hingga Amerika meminta untuk dihentikannya hal itu?

Pertanyaan-pertanyaan ini, dan masih banyak lagi pertanyaan yang lain, menjadikan setiap orang yang memilki akal atau orang yang mau melihat mengatakan bahwa para penguasalah penyebab hal ini semua, oleh karena itu mereka harus diubah, dan hal itu merupakan masalah yang telah terang bag amatahari disiang bolong, tidak membutuhkan Galloway atau yang lain agar ia menjelaskan dan menerangkannya kepada kaum muslimin.

Saya katakan kepada Galloway yang telah dipilih oleh rakyatnya sebagai wakil mereka, bahwa Inggrislah yang mengeluarkan pernyataan Balfour yang menegaskan untuk memberi tempat tingagal sebagai tanah air bagi kaum Yahudi di Palestina dan bukan sebuah Negara, lalu mengapa pemerintah Inggris mengakui dan mendukung Negara itu (Isra’il) “Barang siap memilki rumah yang terbuat dari kaca, maka janganlah ia melempari oaring dengan batu“.

Wahai segenap manusia., kita telah bosan bermain-main dengan perasaan dan emosi dan telah bosan pula bermain-main dengan do’a-do’a yang kosong. Musibah kita lebih besar dari sekedar adanya solusi yang diberikan oleh serombongan bantuan yang datang dari kepala ular! Kerisis Gaza tidak akan selesai hanya dengan rombongan-rombongan dan berbagai bantuan, milyaran-pun tidak akan dapat mengembalikan nyawa para syuhada’, kita tidak akan memetik kebaikan sedikitpun dari perundingan berbagau kelompok itu, andaikata sukses sekalipun, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan solusi dua Negara itu, baik Gaza atau Tepi Barat (west bank).

Ini adalah persangkaan orang-orang salah dan orang-oarng yang ikut mengadakan konspirasi. Apapun yang kita dengar dan lihat dari para penguasa dan tuantuan mereka adalah tipuan fatamorgana dan politik penagguhan (Political procrastination) yang mematikan, hingga akhirnya kekufuran dapat mengokohkan kekuasaannya atas seluruh kota, desa, rumah, lading, perkebunan, sungai dan irigasi di Palestina dan seluruh negeri kaum muslimin.

Dan ingat! tidak akan ada yang dapat memberikan solusi atas berbagai problem kaum muslimin kecuali Khilafah. Oleh karena itu, bekerjalah kalian untuk menegakkannya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bekerja untuk itu.
Tertanggal; 31/03/2009
Khothib; as-Syaikh Isham Amera / Bait Shafafa, al-Quds.
sumber : khilafahstuff

Selengkapnya...

Allah Akan Menjagamu, Wahai Umar Al Bashir

By den_bagus on 05.22

komentar (0)

Filed Under:

(diterjemahkan oleh Utsman Isma’il As Sidany - Khilafahstuff)

Seruan Penegakan Khilafah kepada Presiden Sudan (Umar Al Bashir)


Masjid Al Quds (06/03/2009) [Khutbah Pertama]
Wahai Manusia… Beberapa minggu sebelum runtuhnya Kekaisaran Partai Sosialis Arab Ba’ats di Irak awal tahun 2003, yang dipimpin oleh salah seorang yang paling diktator di dunia yang bernama Saddam Husain, dari mimbar ini kami mengirimkan sebuah surat kepadanya. Waktu itu ia masih duduk diatas kursi kekuasaannya. Kami katakana kepadanya satu kalimat saja; “ Kau pasti akan menyesal wahai saddam, tapi saat itu bukan waktunya untuk menyesal lagi”. Surat itu berisi sembilan belas paragraf . Seandainya ia mau melaksanakan apa yang ada didalamnya niscaya ia akan dijaga oleh Allah dari pemecatan yang sedang mengancamnya, niscaya dia tidak akan diseret menuju tali gantung, dan niscaya Baghdad tidak kan menjadi Negara yang tentram dan damai bagi penjahat (thaghiyah), Bush dan sekelompok para penjahat yang baru.
Inti dari surat itu ialah agar Saddam segera meninggalkan permainannya dengan partai Ba’ats, dan segera mendeklarasikan Bagdad sebagai Negara Khilafah, mengambil teman dekat yang shaleh dari orang-orang mukmin yang ahli dalam memimpin, para ulama’ dan mukhlishin, membuka perbatasan-perbatasan bersama tetangga-tetangga Irak dari satu arah, meminta dari para pemimpin Negara-negara Islam yang lain, baik yang menjadi tetangga (mujawirah) atau bukan, untuk meninggalkan kedudukan mereka dan menggabungkan diri dalam kedalam entitas Khilafah dengan seketika, menggerakkan pasukan bersenjata untuk menggabubungkan Yordania dan Kuwait, menutup jalur daratan, lautan maupun udara yang memungkinkan bagi para tentara amerika dan yang lain, menghajar habis-habis siapa saja yang bergerak untuk mereka, menghalangi para inteljen Negara dan menjadikannya sebagai pelindung-pelindung rakyat, mengumumkan perang kepada orang-orang kafir yang telah merampas bumi kaum muslimin dimanapun berada……….. Pada akhir paragraf dalam surat yang kami tulis itu, kami memberinya wasiat agar ia bertawakkal dan beramal shaleh yang tertuang dalam sabda Rasulullah saw. : “ Katakanlah, aku beriman, kemudian beristiqamah-lah”.

Wahai segenap manusia…….., tentu dalam kapasitas dan kemampuan Saddam, pada waktu itu, untuk mengabulkan nasihat kami ini, membuat krisis politik di dunia yang akan diekspos habis-habisan oleh media, menjadi pembicaraan duinia Barat dan Timur. Demikian dalam kapasitas dan kemampuanya juga, jika dia marah karena surat kami itu, lalu mengirimkan roketnya, dari jenis al-Hasan maupun al-Abbas, untuk memberi pelajaran pada kami bagaimana caranya berbicara dengan para penguasa diktator. Namun, sayang sekali dia memilih jalan yang hina dan nesta, atas jalan yang mulya dan terhormat. Dia tidak mampu untuk melepaskan diri dari jeratan penjajahan yang telah memberinya susu sejak dia masih kecil. Maka terjadilah apa yang sekarang kalian ketahui; tahun-tahun kering yang telah memakan daging orang-orang Irak, yang telah menguras habis minyaknya dan menghinakan kebesaran yang dibayangkan.

Wahai segenap manusia………., Kita, yang hari ini hidup di negeri Sudan telah mengalami hal yang serupa; Pengadilan keriminal Negara telah mengeluarkan surat keputusan untuk menangkap presiden Al-Basyir. Kini dia menjadi tikus pelarian dari pihak keadilan yang dipolitisi, menjadi orang yang dikejar-kejar oleh banyak inteljen Negara-negara dunia. Jika ia salah satu langkah saja, ada satu langkah yang tidak dia perhitungkan dengan baik sebelumnya, maka dapat dipastikan ia akan jatuh dalam perangkap tawanan dan jerat penagkapan. Selanjutnya, dia kan dikenai tuduhan telah melakukan kejahatan kemanusiaan. Dan akhirnya, akan mengalami nasib yang sama dengan mantan presiden Yogoslavia, Milosjevick, atau mantan presiden Irak saddam Husain.

Berangkat dari titik tolak pertanggung jawaban sejarah dan kepemimpinan umat Islam yang handal, kami tidak akan berdiam diri dengan kedua tangan terikat dalam rangka menghadapi rekayasa yang hina dan tamparan yang keras yang diarahkan oleh Okambo pada kaum Muslimin. Sebab, al-Basyir, seperti apapun kejahatannya, dia tetaplah muslim. Sebagaimana kita terkena musibah dengan digantungnya Saddam Husain pada hari Nahar, demikian kita akan terkena musibah juga ketika mereka berhasil menagkap atau membunuh Umar al-basyir.

Bukan karena bersedih atas hal itu, tetapi karena lemah dan hinanya umat Islam dimata dunia. Kita marah besar hanya karena dikeluarnya keputusan tersebut,. Bukan karena kami mencintai Umar al-Basyir. Sebab, hal ini tidaklah akan terbersit dalam hati seorangpun jika kami mencintai seorang penguasa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah swt., berbuat semena-mena di negeri-negeri kaum muslimin di Sudan, membanggakan bangsanya, kearaban dan keafrikaannya lebih dari berbagga dengan Allah swt. RasulNya agamanya dan umatnya. Kami sangat bertentangan dengan hal itu, dan kami tidak henti-hentinya untuk menurunkannya, dan mengirimkan orang-orang yang berjuang menegakkan Khilafah di bumi Sudan.

Utusan-utusan kami Telah mengadakan sebuah seminar politik di daerah Rashad bagian selatan Kordovan, dan kontak dengan para pemimpin daerah dan orang-orang berpengaruh disana. Hal itu bertujuan untuk menyatukan manusia diatas akidah Islam dan apa yang bersumber darinya berupa berbagai solusi dan pemecahan berbagai kerisis. Di daerah Tondok mereka bertemu dengan simpul-simpul masyarakat, orang-orang tua dan masyarakat yang semuanya mengatakan bahwa; “apa yang dikatakan oleh para delegasi itu adalah yang dibutuhkan oleh daerah ini, dan sesungguhnya, hal itu adalah isi dari hati mereka” .

Pada hari yang kelima belas dari bulan yang lalu, delegasi kami telah bergerak menuju daerah Abu Jubaehah untuk melanjutkan pertemuan-pertemuan di daerah itu.

Meskipun usaha kami yang tidak putus untuk memberhentikan Al-Basyir dan mendirikan Khilafah di Negara Sudan, dalam konteks ini kami berada dalam posisi yang tegas menghadapi kaum kafir yang berkeinginan menagkap al-Basyir.

Bukan karena kami ingin menolongnya dan menolong system thaghutnya, tetapi hal ini kami lakukan dalam rangka mengambil sebuah kesempatan yang telah menampakkan keberakhiran kekuasaan al-Basyir sebagai antek, dan sekaligus sebagai awal masa al-Basyir yang telah bertaubat, kembali pada hukum Allah dan orang yang berani berdiri tegak melawan berbagai tantangan dengan dasar firman Allah, bukan omongan Amerika dan yang lain. Allah swt telah menjelaskan bagaimana perihal kekukuhan dalam firmanNya: “Allah akan mengokohkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh di dalam kehidupan dunia dan dalam kehidupan akhirat. Adan Allah akan menyesatkan orang-orang yang berbuat dzalim. Allah akan melakukan apa saja yang Ia kendaki”.

Atas dasar itulah, kami mengirimkan surat ini kepada presiden Umar al-Basyir, presiden Republik Demokrasi sudan. Maka kami katakana: “wahai Umar Hasan Al-Basyir, Allah telah memberimu, ayahmu dan keluargamu dengan nama yang sangat baik, kami tidak meragukan keislamanmu, akan tetapi kami sangat yakin kalau anda tidak berhukum dengan Islam, kami berkeinginan keras agar penduduk Sudan dan seluruh kaum muslimin berhukum dengfan Islam, kami berkeinginan agar anda merubah Sudan dari negeri kufur menjadi negeri Islam, Sudan adalah negeri yang sangat potensial untuk hal ini dan ahli untuk melakukan perubahan ini, keluasan daerahnya lebih dari 2,5 juta KM2, sementara penduduknya hamper empat puluh juta jiwa. Sudan memilki akses yang sangat luas dilaut merah, berserikat dengan tujuh Negara tetangga dalam hal perbatasannya.

Wahai Umar, umumkan sekarang juga pertobatan nashuha-mu kepada Allah ini dengan cara melepaskan berhukum dengan selain apa yang diturunkan oleh Allah swt., meninggalkan kepalsuan demokrasi yang diterapkan di negeri Sudan, selanjutnya, deklarasikanlah Khilafah Islamiah yang kedua yang berjalan diatas manhaj kenabian sebagai penggantinya, jadikanlah orang-orang yang baik sebagai pembantumu dalam melaksanakan keputusan yang besar ini, keluarkanlah surat peringatan untuk penangkapan Okamba dan para hakim yang telah ikut andil dalam memberikan keputusan atas penagkapanmu, hentikanlah demonstrasi-demonstrasi yang tidak berguna itu yang menuntut untuk dikelurkannya surat keputusan tersebut sebagai pengkokohan atas dirimu dan kedudukanmu.

Sebab, demonstrasi yang tandingan yang ditunggu-tunggu jauh lebih banyak dan lebih besar pengaruhnya. Kemudian, kirimkanlah surat-surat secara langsung kepada para penguasa Negara-negara tetangga, yang pertama adalah Mesir, kemudian Eritrea, Libia, Chad, Kenya, Uganda, Kongo, dan Negara-negara Afrika tengah, sebagai pemberitahuan kepada mereka bahwa Negara Khilafah telah berdiri dan ibukotanya adalah kota Khartoum, dan berihukan pula kepada mereka, bahwa mereka harus menentukan posisi mereka dalam seminggu sejak sampainya surat itu kepada mereka.

Barang siapa menyambutnya dan menggabungkan Negeri-negeri dan bangsanya kedalam entitas Khilafah maka baginya jaminan keamanan atas jiwa, keluarga dan hartanya. Dan barang siapa berpaling, maka tunggulah serangkaian berbagai pemberlakuan yang akan datang, dan tidak ada tempat aman dan berlindumhg baginya. Setelah itu, kirimlah surat kepada seluruh penguasa-penguasa negeri-negeri muslim yang lain, dan ikutilah segera dengan surat yang ditujuukan kepada seluruh kaum muslimin diseluruh belahan dunia, masing-masing untuk bergerak dari posisinya masing-masing dengan bentuk yang telah dikaji dengan baik dan yang dapt dipastikan efektif, yang mana hal itu dimaksudkan untuk membantu Negara Khilafah, khushushnya kaum muslimin yang ada di negeri-negeri Islam, untuk memaksa para penguasa itu agar mau menggabungkan negeri mereka kedalam Negara Khilafah dengan secepatnya.

Setelah itu umumkanlah kepada dunia jika anda telah keluar dari Pan Arabisme, OKI dan PBB dan seluruh organisasi yang bernaung di bawahnya. Setelah itu, mintalah dari seluruh duta Negara Sudan yang ada diseluruh dunia untuk kembali seketika ke Khartoum, dan samoaikan pula keseluruh duta Negara-negara asing untuk meninggalkan Sudan dalam seminggu sebagai batas maksimal. Tutuplah semua pintu bagi para duta termasuk duta Negara-negara kecil yang membuat madarrat, yang berdiri di dunia Islam. Akan tetapi jangan kau ganggu utusan-utusan diplomasi mereka. Dari mereka yang beragama Islam yang berkeinginan untuk tinggal di Sudan maka Negara Sudan adalah Negara Islam, dan barang siapa yang berkeinginan untuk meningggalkannya, maka dipersilahkan dan dijamin keamanannya kapan saja.

Setelah itu, umumkanlah siaga darurat kepada barisan pasukan bersenjata, dan siapkan pula pasukan cadangan. Sampaikanlah kepada pemerintah Sudan selatan untuk melepaskan kekuasaannya seketika, dan wakilkanlah tugas mengontrol aktivitas disana pada team yang terpercaya dari kaum muslimin. Setelah itu, mulailah penerapan hukum-hukum syari’ah Islam sesuai dengan undang-undang dasar yang telah anda ketahui dengan baik, bagaimana anda harus mewujudkan dan mengamalkan hal itu sesuai dengan tuntutannya. Hal ini saya kira sudah cukup. Tetapi, jika anda menginkan tambahan, maka akan datang pula tambahan itu, dan diatasnya masih banyak lebih dari itu.

Khuthbah kedua

Wahai segenap manusia…., sesungguhnya kesewenang-wenangan Saddam dalam menerima nashihat yang benar ini telah menghantarkan dirinya, keluarganya, hartanya, umat dan selurh putra-putrinya, hartanya, kebeserannya dan kehormatannya. Ia juga telah mewariskan kehinaan dan cela kepada kita yang tidak mingkin terhapus lagi kecuali dengan Khilafah.

Oleh karena itu demi Allah wahai Umar, saat-saat yang menentukan sesungguhnya telah dekat, sementara keputusan tetap berada dalam tanganmu. Dan sesungguhnya, didalam kisah kaumnya Nabi Yunus AS. Terdapat ‘ibrah bagi anda; ketika turunnya siksa telah menjadi kenyataan bagi mereka, seketika itu mereka menyesal atas apa yang mereka lakukan selama ini, meminta ampunan kepada Tuhan mereka, memakai pakain yang lusuh, keluar dan berseruak, memisahkan binatang ternak dan anaknya, kemudian berseru kepada Allah dan berteriak, merendahkan diri dan khusyu’ dihadapanNya, mereka semua menagis, laki-laki, wanita, anak-anak laki-laki anak-anak perempuan dan para kaum ibu.

Seluruh binatang ternak dan hewan melata semua berteriak, onta, sapi, kambing seluruhnya berteriak dengan lantangnya, hari itu adalah hari yang sangat menakutkan, namun akhirnya Allah mengangkat siksa dari mereka dengan kekuatanNya, rahmat dan kasih sayangNya.

Allah adalah Dzat yang Maha belas kasih wahai umar. Oleh karena itu, jangan resah dengan peringatan penangkapanmu, jangan pedulikan hal itu dan jangan kau ikuti selain jalan kaum Mukminin.

Wahai Umar, menghadaplah kepada Allah, niscaya Ia akan memberimu pertolongan, dan mintalah padaNya dan jangan pada selain Dia. Masalahmu sangatlah terbabatas dan telah dapat diketahui, penyelesaiannya juga mudah bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Allah swt. Oleh karena itu, anda jangan sombong dengan dosa-dosamu, maka anda akan mengalami sebagaimana yang telah dialami oleh Saddam. Janganlah bersikap sombong terhadap satu kebenaran, maka Allah akan mematahkan punggungmu, sebagaimana Allah telah mematahkan punggung orang-orang lebih kuat dari dirimu dan lebih banyak pengikutnya.

“Dan tidaklah orang-orang pendosa itu dapat bertanya dari dosa-dosa mereka” . Imam at-Tirmidzi meriwayatkan Abdullah Ibnu Abbas ra. Dia berkata, “Suatu hari aku pernah berada di belakang Nabi saw., lalu Beliau bersabda, “ Wahai ghulam, aku akan mengajarimu beberapa kalimat; Jagalah (agama ) Allah, niscaya Ia akan menjagamu, jagalah (hak-hak) Alah, niscaya Ia akan ada di hadapanmu (melindungimu), ketika kau meminta, maka mintalah pada allah, ketika kau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan pada Allah. Dan ketahuilah, seandainya umat manusia ini berkumpul dan bersepakat untuk memberikan suatu kemanfaatan padamu, maka itu tidaklah akan memberimu kemanfaatan kecuali dengan apa yang telah ditulis oleh Allah swt. untukmu, dan ketahuilah, seandainya seluruh umat ini berkumpul dan bersepakat untuk memadarrati padamu, maka hal itu tidak akan memadarratimu kecuali dengan apa yang telah ditulis oleh Allah swt. atasmu. Pena pencatat segala sesuatu telah diangkat, dan lembaran-lebaran itu sudahlah kering.”

Tertanggal, 06/03/2009
Khothib, As-Syaikh ‘Isham Amera/ al-Quds, Bait shafaf
sumber: khilafahstuff.com
Selengkapnya...