Seburuk Buruk Pemimpin adalah Kalian Wahai Penguasa Palestina

By den_bagus on 07.34

komentar (0)

Filed Under:

(diterjemahkan oleh Utsman Isma’il As Sidany - Khilafahstuff)

Masjid Al Quds (27/02/2009) [Khutbah Pertama] Wahai Manusia : sejak aktivitas jihad dan perlawanan di Palestina berubah dari posisi kebekuan menjadi aggressor. Bersama perpindahan posisi inilah, ada aharapan yang terungkap- yang sebelumnya menjadi penndorong bagi para penduduk Palestina yang sederhana- bahwasanya; ada kemungkinan yang sangat besar untuk terbebaskannya Palestina, atau penghentian proses ‘meyahudikan’ negeri tersebut, atau ungkapan-ungkapan lain yang digunakan untuk mengungkapkan penolakan dari apa yang direncanakan teras-teras politik dan terowongan-terowongannya, yakni membuat tanah permukiman bagi Yahudi di tanah Palestina.

Oleh sebab itu, para petani sekalipun tidak segan-segan meninggalkan ladang pertaniannya dalam keadaan semula, untuk berangkat dan bergabung dalam serangan jihad defentif terhadap tanah saudaranya sebelum mereka sampai pada tanahnya sendiri. Mereka melakukan perlawanan dengan apa saja yang mereka miliki berupa persenjataan yang pengaruh serangannya sangat kecil namun maknanaya tidak dapat ternilai. Adakalanya ia dapat kembali lagi ke ladang pertaniannya untuk menyelesaikan pekerjaan yang ia tinggalkan, atau ia akan terluka dan syahid dan dengan itu pula ia telah melaksanakan apa telah menjadi kewajibannya.

Demikianlah sejarah yang dapat dipercaya menceritakan kepada kita tentang keadaan-keadaan dengan model yang sama sekali benar ini. Hal itu menyebabkan kerugian yang sangat besar pada barisan musuh yang sangat tamak, orang-orang Inggris, kaum penjajah, dan orang-orang Yahudi yang manjadi penduduk setempat.

Sebelumnya, tidak pernah terbersit dalam benak seorangpun; jika para pelaku pembelaan (muqawimin) dan para mujuahidin akan diekspos mass media dan berbagai perwakilannya sedemikian rupa. Sampai-sampai mengadakan jumpa pers dan mengambil pernyataan pers dan lain-lain berupa apa saja yang semuanya itu saat ini bias kita dengar dan saksikan. Perbedaan-perbedaan yang terjadi diantara orang-orang yang melakukan pembelaan dan para mujahidin tidaklah sampai pada tingkat penumpahan darah, memecah belah kesatuan dan ketercerai-beraian pasukan atau menjadikan musuh sebagai pembantu dengan bentuk yang nampak yang dapat menjadikan kening bercucuran keringat. Atau adanya pernyataan jelas tentang kecintaan mereka terhadap kursi kedudukan bagaimanapun pembuatannya, bagaimanapun pemasangannya dan dimanapun tempatnya, sekalipun diatas tubuh-tubuh para syuhada’ yang bergelimpangan dan diatas puing-puing rumah.

Wahai segenap manusia….., telah terjadi perubahan model yang tidak dapat diterima lagi atas aktivitas jihad dan perlawanan di Palestina. Pasalnya, permasalahan ini telah tereduksi dalam aktivitas-aktivitas perdamaian antara pasukan yang saling berperang. Hampir kita tidak pernah melihat disebut-sebutnya masalah-masalah yang sangat penting, seperti; pembebasan yang sebenar-benarnya atas tanah Palestina, atau menghapus Negara musuh (yang bercokol di negeri Palestina, pent) atau bahkan yang lebih rendah dari itu, menjaga kesucian-kesucian Palestina, membangun rumah-rumah yang telah ditinggalkan oleh para pemiliknya, orang –orang yang berjiwa sakit. Atau menetapka para penduduk didalam rumah-rumah mereka yang telah ditakut-takuti oleh adanya perlawana-perlawanan, berbagai pengadilan, menyerahkan harta benda atau, jika tidak, akan dirobohkannya rumah itu. Atau bahkan yang paling rendah sekalipun, membeli persenjataan atau menyelundupkannya untuk melanjutkan aktivitas jihad dan perlawanan. Hal ini semua tidak mereka lakukan, mereka menggantinya dengan penyerahan senjata dan menyerahkan diri dengan mengadakan kesepakatan gencatan senjata, perdamaian dan menampkkan perilaku yang yang baik terhadap pihak miusuh dan orang-orang yang membela mereka.

Sejelek-jeleknya pemimpin adalah kalian, wahai para penguasa Palestina!….Kalian berbuat batil dijalan-jalan Kairo, Damaskus, Teheran, sebagaimana orang-orang sebelum kalian berbuat bathil dijalan-jalan Amman, Baghdad, Kuait dan Tunisia. Kalian meminta solusi dari para penguasa yang telah menjual Negara kalian, membunuh bapak-bapak kalian, kakek-kakek kalian dan anak-anak kalian, menghinakan para pemimipin jihad kalian, pemberontakan terhadap kalian dan aktivitas-aktivitas perlawanan terhadap kalian pada masa sebelumnya.

Sejelek-jelek pemimpin adalah kalian, wahai pemimpin Palestina!…. kalianlah yang mendatangkan berbagai mala petaka kepada bangsa kalian ketika kalian mengadakan kesepakatan-kesepakatan, sebagaimana malapetaka itu memang terus-menerus kalian datangkan terhadap mereka ketika kalian saling bermusuhan, saling bertikai dan bunuh-membunuh. Ingat, kami tidak membutuhkan kesepakatan-kesepakan yang kalian lakukan. Sebab, kami telah berulang kali mencoba kalian.

Sejelek -jelek pemimipin adalah kalian, wahai pemimpin Palestina!….Ketika kursi kedudukan lebih kalian cintai dari pada Allah dan RasulNya, dan jihad dijalannya, maka tunggulah, sehingga Allah akan mendatangkan siksaannya. Sesungguhnya Allah tidak akan menunjukkan orang-orang yang fasiq.

Sejelek -jelek pemimipin adalah kalian, wahai pemimpin Palestina!….bagaimana kalian maua memenuhi panggilan dinas inteljen Mesir, iltizam terhadap berbagai penanggalan mereka yang kalian anggap itu suci, sementara, hampir kami tidak pernah mendengar atau melihat kalian memenuhi –sekalipun sangat sedikit- panggilan dari Al-Aqsha yang telah parak suaranya, telah runtuh mimbarnya, telah tertutup pintunya, terus bertambah rintihannya dan telah ambruk tiang-tiagnya karena saking banyaknya terowongan-terowongan yang digali dibawahnya.

Seburuk- Buruk Pemimpin Adalah Kalian Wahai Para Pemimpin Palestina!…., Kalian telah ditipu oleh kaum kafir yang telah menjadikan kalian sebagai pemimpin, mengangkat kalian sebagai penguasa, kalian telah tertipu oleh kotak-kotak pemilihan umum yang telah memunculkan kalian sebagai pemimpin dan menjadikan kalian sebagai penguasa. Apakah kalian tidak tahu, bahwa yang menjadikan kalian pemimpin pertama kalianya adalah orang-orang yang mejatuhkan kalian dalam gelombang Pemilu pada kesempatan yang kedua kalinya? Merekalah yang telah memecah belah jamaah kalian, memerangi kalian dan membantai kalian. Merekalah yang mengepung kalian dan melumpuhkan kalian, membunuh kalian dan anak bangsa kalian? Merka pulalah yang membantu kalian dengan hartanya, agar kalian dapat mengobati orang-orang yang terluka diantara kalian, kemudian setelah itu kalian mengajak mereka jalan bersama menuju lobang biawak menjadi orang-orang yang terzdalimi?

Seburuk- Buruk Pemimpin Adalah Kalian Wahai Para Pemimpin Palestina!…., Kalian semua diam seribu bahasa, saling bertikai dan bermusuhan, hingga musuh-musuh Islam dapat mengokohkan lembaran-lembaran politik dan militer mereka, setelah itu mereka kembali menyerang kalian kapan mereka mau, dan setelah itu mereka melepaskan kembali tawanan-tawanan dari kalian, sebagai gantinya mereka menagkap lebih banyak lagi dari musuh-musuh mereka sementara kalian semua melihatnya.

Seburuk- Buruk Pemimpin Adalah Kalian Wahai Para Pemimpin Palestina!…., Kalian hancurkan saudara –saudara kalian dengan timah panas, sebagian kalian mengejek pada sebagian yang lain, seperti wanita-wanita fasik dimass media kalian. Setelah itu kalian hentikan serangan media kalian, lalu kalian duduk didalam hotel-hotel yang tinggi sambil ngobrol-ngobrol, lalu kalian saling berangkulan di Kairo, sebagaimana yang dilakukan orang-orang sebelum kalian di Bairut dan Damaskus. Lebih dari itu, kalian lalu membagi-bagi dana ganti rugi dan anggaran-anggaran khusus bagi orang-orang yang terkena bencana. Kami tidak pernah mendengar kalian kecuali berkeluh kesah karena kemiskinan, lemahnya anggaran, menunda gaji para pegawai, selain para tentara yang menjadi anak panah kalian dan orang-orang yang kalian anggap sebagai para pemilik kendali.

Seburuk- Buruk Pemimpin Adalah Kalian Wahai Para Pemimpin Palestina!….,Kami mengkafiri kalian dan kepemimpinan kalian, kalaian sangat tidak layak memimpin bangsa yang terus berusaha untuk membebaskan tanah air mereka, mengusir musuh-musuh mereka dan terus berusaha untuk mendapatkan kehormatannya kembali.

Tinggalkanlah kedudukan kalian, Lepaskanlah kedudukan kalian dan jangan berharap lagi atasnya. Ini sedikit permintaan dari kami. Jika kalian mengabulkannya, kami akan mencintai kalian sebagai saudara, dan kalian sebagaimana digambarkan oleh Allah Swt. “ Innama yastajibulladzina yasma’un” ( Sesungguhnya hanya orang-orang yang mendengarlah yang dapat mengabulkan). Namun, jika kalian menolaknya, selama kami masih hidup, kami akan selalu membenci kalian, dan kami akan mewariskan kebencian itu pada anak-anak kami. Sehingga mereka akan mencabut kalian dengan seakar-akarnya, jika memang hari ini kami belum dapat melakukan hal itu. Dan ingatlah, sesungguhnya kalian sebagaimana digambarkan oleh allah swt. “ sesungguhnya sejelek-jelek binatang melata disisi Allah adalah orang-orang yang buta dan tuli, orang-orang yang tidak dapat berfikir”.

Khuthbah kedua.

Wahai segenap manusia…….., Sungguh mengherankan para pemimpin dan penguasa Palestina itu, mereka berbicara dengan musuh Islam dengan ‘bahasa’ yang tidak pernah dipahaminya, yakini ‘bahasa’ gencatan senjata, ‘bahasa’ perdamaian, memenuhi dengan berbagai kesepakatan dan lain sebagainya. Sementara itu, para pemimpin Palestina ini mengajak bicara sebagian dari mereka dengan ‘bahasa’ yang sangat mereka pahami, yakni ‘bahasa’ timah panas, cacian, penagkapan yang silih berganti dan penyiksaan yang menyebabkan kematian. Akan tetapi tidak sedikitpun pernah terbersit dalam hati mereka, sampai hari ini sekalipun, untuk berbicara dengan ‘bahasa’ yang kita harapkan mereka melakukannya dengan baik, yakni ‘bahasa’ wala’ (loyalitas) kepada kaum muslimin dan ‘bahasa’ bara’ (berlepas ) dari kaum kafir, bahasa politik yang benar, bahasa yang telah dipraktekkan dengan sebaik-baiknya, dipergunakan sebagai ‘bahas percakapan’ oleh para pendahulu kita, seperti Abu Bakar ra., Umar ra., Utsman ra., Ali ra. dan segenap para sahabat terpilih, orang-orang yang telah belajar di sekolah politik Muhammad saw.

Sungguh mengherankan para pemimpin Palestina ini, mereka disengat berkali-kali, ya, berkali-kali, dari lobang yang sama, dibantai berkali-kali setiap tahunnya dan terjerat berkali-kali kedalam perangkap yang sama. Namun anehnya, sedikitpun itu tidak membuat mereka takut, atau paling tidak membuat mereka sadar. Sungguh mengherankan sekali para pemimpin itu, mereka tidak pernah belajar dari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan, tidak pula dari kesalahan saudara-saudara mereka yang lain yang telah mendahului mereka, baik di Palestina ataupun di negeri lain. Sungguh mengherankan mereka itu, hati mereka tidak pernah takut jika disebut nama Allah, tidak pernah bertambah iman dan sikap berserah diri jika dibacakan ayat-ayat Allah kepada mereka. Sungguh aneh mereka itu, mereka menjulur-julurkan lidahnya pada fata morgana perdamaian, selalu berbicara degan bahasa mengemis pada organisasi internasional, dewan keamanan (DK), Amerika dan lain sebagainya. Ibarat mereka adalah orang yang meniup qirbah1 yang berlobang, tidak dapat menyimpan air, tidak pula dapat menghilangkan dahaganya orang yang dahaga. Sungguh ajaib dan sungguh hina mereka itu. Sesungguhnya mereka itu tersesat dalam jurang politik yang penuh dengan dosa dan kebohongan, sementara itu, mereka malah meninggalkan Syari’ah Islam yang lapang dan tidak pernah ada satupun orang yang tersesat atau celaka karenanya.

Wahai segenap manusia….., Aku akan selalu mengatakan ini dan aku tidak akan bosan mengatakannya, aku akan selalu mengatakannya selama nyawa ini masih melekat, aku akan mengatakannya sekalipun seluruh orang didunia ini marah karenanya.

Wahai para pemimpin dan penguasa Palestina secara khusus, tinggalkanlah jabatan palsu kalian sekarang juga, kembalilah pada dekapan hangat umat Islam, sebelum kalian menjadi penguasa-penguasa seperti penguasa-penguasa Negara-negara kecil yang melarat, akan menimpa pada kalian apa yang telah menimpa mereka, kalian akan mengemis-ngemis kursi kekuasaan sebagaimana orang-orang sebelum kalian, mereka kelewat tamak untuk tetap memdudukinya, berapapun harganya itu. Palingkanlah pandangan kalian dari kursi-kursi kekuasaan itu, niscaya kursi-kursi itu akan datang pada kalian dengan hina. Adapun jika kalian tidak pernah dapat memejamkan mata kalian dari kursi-kursi itu, maka akilan akan mengejar-ngejarnya dengan penuh kehinaan. “Wasyattaana maa bain al-masyriq wa al-maghrib “ betapa jauh berbeda antara arah barat dan arah timur ”.

Wahai snegenap manusia….., Sesungguhnya kaum muslimin dimasa-masa awal, ketika mereka selalu memalingkan pandangan mata mereka dari kursi-kursi pemerintahan dan jabatan-jabatan didalamnya, maka kursi-kursi itu datang kepada mereka dengan penuh kehinaan, mereka bebas memilih antara mengambil dan mendudukinya dengan penuh kemulyaan, atau meninggalkannya, bersifat zuhud terhadapnya, tak henti-henti berjihad di jalanNya, mengangkat kepala tinggi-tinggi karena merindukan sorga. Merekalah orang-orang yang dituturkan Allah dalam firmanNya; “ Muhammad adalah utusan Allah. Dan orang-orang yang bersamanya, mereka adalah orang-orang yang bersikap keras terhadap kaum kafir, bersikap lembut diantara mereka. Kau melihat mereka dalam keadaan ruku’ dan sujud mengharapkan anugrah dan ridla dari tuhan mereka. Nampak bekas sujud diwajah mereka”. Merekalah orang-orang membenarkan Allah, maka Allah membalas atas pembenaran mereka, mereka adalah orang-orang yang menolong Allah, maka Allah menolong mereka, mereka adalah orang-orang yang mencari ridla Allah, maka Allah memulyakan dan menguatkan mereka, memenagkan mereka atas musuh-musuh mereka.
Tidak ada kemulyaan bagi umat Islam ini, kecuali jika mereka mau menempuh dan mengikuti manhaj yang telah ditempuh oleh mereka. Dan ingatlah, manhaj mereka terintisarikan kedalam aktivitas dakwah untuk menegakkan kembali Daulah Islamiyah yang akan menjalankan tugas, pertama, menerapkan Syari’at Islam, dan, kedua, mengemban dakwah Islam keseluruh dunia sebagai risalah petunjuk dan cahaya. Kemudian, menghilangkan segala rintangan yang menghalangi jalannya dan membuat lupa orang –orang kafir dari godaan setan.

Tertanggal, 27/02/2009 M.
Khotib; As-Syaikh ‘Isham Amira / Bait shofafa, al-Quds.
Penterjamah; Utsman Zahid Ism’il as-Sedany.
[khilafahstuff]

Selengkapnya...

Menjual Negara dan Serangan Pasukan Berkuda

By den_bagus on 15.49

komentar (0)

Filed Under:

(diterjemahkan oleh Utsman Isma’il As Sidany - Khilafahstuff)

Masjid Al Quds (20/02/2009) [Khutbah Pertama] Wahai kaum muslimin…., dituturkan dalam kitab “ Al-Hudud al-Aniqah wa at-Ta’rifat al-Daqiqah”, karya Syaikh Al-Islam Abi Yahya Zakariya Al-Anshari; kata As-Shafaqah, menurut bahasa maknanya adalah al-darb bi bathi al-kaff ( memukul dengan telapak tangan). Dalam makna istilah, kata tersebut berarti transaksi jual beli atau transaksi yang lain.
Abi Su’ud ketika menafsirkan firman Allah ; “ Fathamasna ‘ayunahum” mengatakan; artinya, kami menghapus dan meratakan mata mereka sehingtga persis seperti seluruh wajah mereka. Diceritakan, ketika kaum nabi Luth memaksa memasuki rumah beliau, mereka langsung ditampar (shaffaqahum) oleh malaikat Jibril AS. Maka, seketika itu mereka langsung buta dan tidak dapat melihat pintu rumah nabi Luth as. Sehingga akhirnya dikeluarkan oleh Nabi Luth as.
Dengan demikian wahai kaum muslimin….., Shafaqat adalah sebuah kata yang dalam bahasa Arab bermakna memukul dengan telapak tangan (menampar, ngeplak, Jw). Ini biasanya dilakukan pada wajah. Sebab, hal itu lebih dahsyat dalam penghinaan, lebih besar pengaruhnya dalam jiwa dan harta. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan seorang kekasih menampar kekasihnya, seorang teman menampar temannya, seorang ayah menampar anaknya dan seorang suami menampar isterinya.

Oleh sebab itu pula, Nabi Saw. melarang dari memukul wajah dalam segala bentuknya. Imam Muslim dan para Imam Ahli Hadist yang lain meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Beliau berkata, Rasul Saw. bersabda; “ ketika salah satu diantara kalian melakukan pemukulan, maka hindarilah memukul wajah” . Akan tetapi, seorang musuh ketika diberi kesempatan untuk mengalahkan musuhnya, tidak perlu lagi memperhatikan wajah ataupun tengkuk, tidak ada lagi belaskasihan, akan tetapi memukulinya tanpa berhenti, menamparinya tanpa belas kasihan.

“ Faizda laqiitum al-ladzina kafaru fadlarb al-riqaab hatta idaza astkhontumuhum fasyuddulwatsaq faimma manna[n] ba’d[u] waimma fida[a] hatta tdla’a al-harb awzaraha” Imam Ibnu Katsir mengatakan; “ Allah swt memberikan petunjuk kepada kaum mukmin pada apa yang harus mereka jadikan pegangan dalam peperangan mereka dengan kaum kafir; “ Faizda laqiitum al-ladzina kafaru fadlarb al-riqaab” , artinya, ketika kalian telah menghadapi mereka maka babatlah leher-leher mereka dengan pedang. “hatta idaza astkhontumuhum”, artinya, ketika kalian telah dapat memusnahkan mereka dengan peperangan “fasyuddulwatsaq” artinya, ikatlah tawanan perang yang kalian tawan dari mereka. Kemudian, setelah peperangan selesai, kalian dapat melepaskan mereka dengan begitu saja ataupun dengan cara meminta tebusan yang harus dibayar oleh pihak mereka.

Wahai kaum muslimin……, kini Palestina telah hancur. Hal ini disebabkan oleh banyaknya shafaqat yang diterima (talaqqaha) oleh para penduduknya. Kami tidak mengatakan ; “yang diputuskan (abramuha)”. Sebab, kata Ibram As-Shafaqat menuntut adanya keseimbangan antara kedua belah pihak, sebagaimana penjual dan pembeli ketika melangsungkan transaksi jaual beli.

Adapun ketika tidak adanya keseimbangan, maka kata shafaqah artinya adalah pemukulan dari pihak yang kuat atas pihak yang lemah, baik wajahnya taupun kepalanya. Hal itu ditujukan agar mau tunduk pada syarat-syarat yang didektekan kepadanya. Setelah babak belur, ia harus menandatangani kesepakatan pelepasan (tanazul) hak atau menyerah atau apapun bentuknya yang merupakan tuntutan kehinaan dan kenestapaan.

Barangkali, yang menjadi ‘keistimewaan’ masa politik kita saat ini adalah banyaknya shafaqat yang diterima oleh para pemimpin dan penguasa kaum muslimin dari musuh-musuh yang telah menusuk dada kita, menjajah negeri kita, merampok kekayaan negeri kita, yang membagi-bagi negeri kita dan yang telah membunuh anak-anak kita, isteri-isteri kita. Dari maulai perjanjian (shafaqah) Sayks Pico sebelum sekitar seratus tahun yang lalu, sampai perjanjian pertukaran tawanan hari ini. Kaum muslimin mersakan sakit yang luar biasa akibat berbagai perjanjian yang tidak pernah membawa kebaikan sedikitpun bagi mereka dan tidak pernah pula memberikan kemajuan apapun. Sebab dari semua itu sudahlah jelas, bagai matahari di siang bolong. Yaitu adanya cacat yang nyata dalam perbandingan kekuatan antara kaum muslimin dan kaum kafir-musuh musuh mereka.

Adakah orang yang menyamakan laki-laki yang sakit ( ini sebutan bagi Daulah Utsmaniyah dimasa-masa akhir) dengan Inggris dan Perancis, kedua negara yang menyebabkan terjadinya Perang Dunia pertama? Kedua Negara itu bagai seorang pemuda yang bermain ditengah lapangan denga seorang yang telah tua renta. Ia memukulinya kanan dan kiri, tanpa danya perlawanan yang layak untuk disebut sedikitpun. Perumpamaan mereka adalah seperti perumpamaan Afganistan atau Irak melawan Amerika. Atau seperti perumpamaan kekuasaan Palestina dengan dua sayapnya, kaum patriotisme dan Islam, melawan Israil. Atau sepeti Amerika dan Binma yang mengakibatkan presidennya, Noriga, diseret dari kursi kekuasaan menuju kedalam sel tahanan. Setelah itu, apa yang menuntun mantan presiden Miloševi? Yugoslafia ke Lahai. Dan mungkin saja akan disusul oleh Umar al-Basyir yang telah membuat kerusakan di Sudan.

Wahai kaum muslimin……, belum pernah diketahui dari sejarah kaum muslimin, mereka mengadakan perjanjian politik seperti apa yang telah dilakukan oleh para pemimpin saat ini. Kita belum pernah mendengar dari sejarah mereka kecuali kedudukan yang kuat dan tinggi dihadapan para musuh mereka. Lihatlah, Rasulullah saw. dalam marhalah dakwahnya, mengalami berbagai rintangan yang tidak dapat kita gambarkan. Namun demikian, beliau tetap terus berjuang dalam mengemban dakwah hingga allah memenangkan agamanya atau beliau harus gugur demi membela agamaNya.

Setelah beliu mendirikan Negara, beliau tidak pernah tunduk pada intimidasi apapun, atau condong karena ancaman sekalipun. Akan tetapi beliau mengatakan; “Demi Allah, aku kan terus berjuang menegakkan apa yang aku diutus untuk menegakkannya sehingga Allah memenangkannya atau agama para Nabi ini akan terasingkan“.

Demikian para Khalifah ar-Rasyidin setelah beliau. Mereka semua menempuh jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Rasul saw. yang tidak pernah menerima pelepasan hak kaum muslim, atau sembrono atau bahkan melakukan berbagai perjanjian. Andaikata tidak pernah ada keteguhan Abu Bakar untuk memerangi kaum murtad, sungguh daulah Islam pasti kan tersobek-sobek. Andaikata Umar menghentikan penaklukan-penaklukan berbagai negeri, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian para penguasa daulah Utsmaniah di akhir masanya, sungguh mereka dan kita tidak kan pernah ada.

Ketika Abu Bakar ra. telah mengangkat Khalid Bin Walid sebagai pemimpin pasukan untuk menyerang pasukan Romawi yang jumlahnya mencapai dua ratus empat puluh ribu pasukan, Khalid bin walid berdiri didepan para pasukannya saraya mengatakan: “ Hari ini sesungguhnya adalah hari Allah, tidak layak bagi siapapun untuk berbangga diri dan melakukan perbuatan dzalim. Ikhlaskanlah jihad kalian, harapkanlah Allah dengan amal kalian. Marilah kita bergantian menjadi pemimpin, salah satu diantara kita hari ini menjadi pemimpin, sementara besuk sebagian kita yang lain, sehinnga kalian semua dapat menjadi pemimpin.” Sebelum terjun kemedan perang, hati Khalid digelayuti rasa was-was; jangan-jangan diantara pasukan kaum muslimin, orang-orang yang baru masuk Islam, ada yang melarikan diri. Oleh karena itu, dan ini adalah yang pertama kalinya, Khalid memanggil kaum wanita dan mempersenjatai mereka.

Ia memerintahkan kaum wanita itu, untuk berada dibelakang barisan kaum laki-laki. Beliau mengingatkan kepada mereka; “Barang siapa melarikan diri, maka bunuhlah dia”.

Sebelum dimulainya peperangan, Haman, pemimpin Romawi meminta Khalid untuk maju kedepan ditempat kosong antara dua pasukan. Kemudia ia mengatakan; “ Kami tahu, tidaklah mengeluarkan kalian dari negeri kalian untuk berperang kecuali kesulitan dan kelaparan, jika kalian mau, aku kan memberi kalian setiap orang diantara kalian sepuluh dinar emas, makanan dan pakaian.

Setelah itu kalian kembali menuju negeri kalian, pada tahun depan, aku akan mengirimkan kepada kalian hal yang sama. Khalid memahami ucapan orang Rum ini adalah penghinaan, dia menimpalinya; “Sesungguhnya, kami tidak keluar dari negeri kami karena lapar, sebagaimana yang kau tuturkan. Akan tetapi, kami adalah kaum peminum darah, dan kami tahu tiada darah yang lebih segar dan lebih nikmat dari pada darah kalian. Oleh karena itulah kami datang ke negeri kalian“. Setelah itu Khalid langsung kembali dengan kudanya menuju barisan kaum muslimin. Beliau mengangkat Liwa’ tinggi-tinggi sebagai isyarat dimulainya pertempuran; “Allahu akbar, bertiuplah kau wahai angin sorga“.

Setelah itu, tidak ada seorangpun yang berbicara mengenai shafaqoh (perjanjian damai) bersama orang-orang kafir untuk selamaya. Shafaqah adalah shafaqah, dua telapak tangan kita ini harus benar-benar menampar dan memukul. Barang siapa melakukan hal itu, umat kita akan membalas shafaqahnya, dan akan memukulnya, cepat tau lambat.

[Khuthbah ke II]

Wahai kaum Muslimin….., para pemimpin Palestina dan orang-orang yang menggiring mereka kedalam lorong kehancuran, sesungguhnya mereka adalah orang-orang mengalami kebingungan dan tidak punya malu, bingung (tahafut) dalam memutuskan berbagai perjanjian (shafaqat), membuat kesepakatan gencatan senjata dan perjanjian perdamaian, menentukan tempat-tempat untuk mengungsi dan merenovasinya, dan berbagai macam aktivitas politik yang telah terbukti gagal, telah terbukti kerugian orang-orang yang berjalan bersama rombongan mereka. Kerancauan inilah sebenarnya yang menjadi sumber penyakit yang menimpa rakyat Palestina secara khusus, yang mengantarkan terjadinya krisis Palestina kepada kehancuran.

Kini telah menjadi jelas bagi siapa saja yang mau melihat dan memahami, bahwasanya orang orang yang bermain dalam krisis ini -para pelaku perjanjian damai (shafaqot)- tidak pernah mau mengambil pelajaran dari sikap para pendahulu mereka. Orang orang yang terpilih (dari golongan shiddiqin, red) (yang telah, red) berhadapan dengan musuh mereka.

Ketika Khalifah al Ma’mun dan pasukannya telah sampai ke Negara Romawi, penguasa negeri itu menawarkan agar Al Ma’mun dan pasukannya kembali dan mengurungkan niatnya untuk memerangi Romawi. Sebagai kompensasinya, mereka diberikan bahan makanan, dan harta. Selain itu, mereka diberi ganti rugi atas apa yang telah dikeluarkan sebagai biaya pasukan, sejak hari pertama diberangkatkan sampai hari pulang kenegeri mereka. Atau, mereka akan dibangunakan kembali beberapa wilayah kaum muslimin yang pernah dirusak oleh Romawi, atau seluruh tawanan kaum muslimin dilepaskan. Jawaban Al Ma’mun atas semua ini adalah Firman Allah swt.

“Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: “Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikanNya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu” (TQS. An Naml 36).

Kemudian Al Ma’mun berkata: “Seandainya aku mencabut batu yang paling dalam di negeri Romawi ini, aku tidak akan menjadikannya sebagai ganti dari jeritan wanita muslimah di negeri ia tertawan” (dan wanita itu menjerit, red) “Wahai Islam, tolonglah aku“. Adapun laki laki yang tertawan, maka dia adalah salah satu dari dua orang; seorang laki laki yang berangkat Berjihad Sabilillah, maka ia akan syahid dalam Sabilillah. Dan seorang laki laki yang berangkat berjihad karena harta dunia, maka semoga Allah tidak melepaskannya.

Wahai kaum muslimin…Sesungguhnya kekacauan orang orang yang berbuat kekacauan di Palestina ini, dan negeri negeri lain dengan mengadakan perjanjian gencatan senjata, perjanjian damai yang penuh dengan kebohongan, berpegang dengan hasil perundingan yang tidak seimbang dan apa yang mereka sebut sebagai pilihan strategi perdamian dan lain sebagainya dari ungkapan ungkapan kehinaan, kata kata kekalahan dan ketercerai-beraian. Sesungguhnya semua adalah menjual negara dan rakyatnya. Hal ini tidak akan mengantarkan umat Islam ini pada sebuah perubahan dari apa yang telah menimpanya, mengeluarkannya dari jalan buntunya. Bahkan hal ini akan semakin menambah permasalahan (zada al thin ballah), menambah rumit berbagai urusan.

aDemi Allah, tidak ada solusi bagi kita semua kecuali satu satunya solusi yang diridhoi oleh Rabb kita -azza wajalla- dan yang akan mewujudkan berbagai macam keinginan kita yang besar, harapan kita yang membentang. Ingatlah… solusi itu adalah menegakkan Daulah Khilafah yang kedua yang mengikuti manhaj nubuwwah bagi kaum muslimin. Khilafah inilah yang akan menghentikan berbagai macam shafaqat bai’u al bilad (berbagai macam transaksi menjual negara), yang akan pula meluncurkan pasukan berkuda (as shafinat al Jiyad, penggunaan kata aseli), untuk membebaskan negeri negeri dan rakyatnya.

Oleh karena itu bergabunglah kalian bersama orang orang yang memperjuangkannya, maka Allah akan merahmatinya. Jangan sampai kalian dihinakan oleh orang orang (penguasa) yang telah mengalami kebingunan, yang telah terkena tamparan dan pukulan yang menghinakan.

Tertanggal : 20/02/2009
Khatib : Syaikh Isham Ameera - Al Quds Bayt Shafafa

Diperbolehkan mencopy sebagian/ seluruh materi naskah Khutbah Jumat terjemahan ini dengan dimohon mencantumkan Sumber dan Penterjemahnya. Jazakallah Khayr[khilafahstuff]

Selengkapnya...