George Galloway (Wakil Parlemen Inggris) Lebih Memahami Permasalahan Kita! (daripada penguasa muslim yg tunduk terhadap Barat…)

By den_bagus on 08.30

Filed Under:

(diterjemahkan oleh Utsman Isma’il As Sidany - Khilafahstuff)

Masjid Al Quds (13/03/2009) [Khutbah Pertama]
Wahai segenap manusia…
Ibnu Ishaq pernah bertutur: “Zaid ibnu Amer Ibnu Nufal adalah seorang yang tidak mau mengikuti (kebiasaan) kaumnya. Dia tidak masuk kedalam agama Yahudi maupun Nashrani, dia juga telah meninggalkan agama kaumnya, dia menjauhi berhala, bangkai, darah dan seluruh binatang yang disembelih sebagai persembahan bagi berhala, dia melarang membunuh anak perempuan hidup-hidup, dia mengatakan; ” Aku menyembah Tuhan Ibrahim as.”, dia menampakkan permusuhannya dengan kaumnya dengan cara mencela apa yang menjadi kebiasaan mereka”.
Ibnu Ishaq juga pernah bertutur; Hisyam Ibnu Urwah bercerita kepadaku, dia dari bapaknya, dia dari ibunya, Asma’ Binti Abi Bakar ra.; dia berkata : ” Sungguh aku pernah melihat Zaid Ibnu Amer Ibnu Nuafai yang telah lanjut usia itu menyandarkan punggungnya pada Ka’bah saraya mengatakan ; “Wahai kaum Quraiy, demi Dzat yang jiwa Zaid Ibnu Amar berada dalam kekuasaannya, tidak ada seorangpun dari kalian yang masih lurus diatas agama Ibrahim kecuali aku”. Kemudian ia melanjutkan perkataannya, “Wahai Allah, seandainya akau tahu ada satu wajah yang lebih engkau cintai maka aku akan menyembahMu dengan (menggunakan perantara)-nya, namun aku tidak mengetahuinya”. Setelah itu ia sujud diatas telapak tangannya.

Ibnu Ishaq betutur; aku juga diceritai bahwa anaknya Zaid, Sa’id Ibnu Zaid Ibnu Amar Ibnu Nufail, dan Umar Ibn al-Khaththab berkata kepada Nabi saw.; “Apakah kami boleh memintakan ampun untuk Zaid Ibnu Amar?” Nabi bersabda, “Ya, sebab dialah orang yang membangkitkan satu umat seorang diri”.
Wahai manusia.., Zaid Ibnu Amar Ibnu Nufail dengan akalnya yang cerdas sesungguhnya dapat memahami bahwa berhala-berhala itu tidak layak disembah. Karena kedalamannya berfikir, dia tahu bahwa agama Yahudi dan Nasrani - padahal dua agama ini adalah agama samawi - bukanlah agama yang layak diikuti. Sebab dia melihat adanya pergolakan (shira’) diantara para pengikutnya, dan bahwasanya dua agama ini tidaklah menerapkan apa yang dia katakan sebagai aturan interaksi didalam masyarakat dengan sempurna.

Lebih-lebih pada masanya Zaid Ibnu Amar orang-orang Yahudi dan Nashrani terkenal sebagai tukang penipu dan pembohong, sampai-sampai mereka membunuh nabi mereka sendiri. Andaikata Allah tidak menyelamatkan Nabi Isa as. Dengan rahmat dan kasih sayangNya, niscaya Beliau telah menjadi korban tangan-tangan zalim mereka. Akan tetapi Allah mewafatkan (tawaffahu) Beliau, mengangkat beliau kepadaNya dan membersihkan beliau dari orang-orang kafir.

Oleh karena itu, Zaid Ibnu Amer Ibnu Nufail tidak puas jika para tokoh agama (rijal al-din) Yahudi dan Nashrani dapat memimpin bangsa mereka dengan benar, dapat mewujudkan kemulyaan bagi mereka di dunia dan ketenangan ketika mati dan setelahnya. Dia tidak yakin jika para pemimpin negara yang menyembah berhala-berhala itu menginginkan kebaikan bagi manusia, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang mengajak pada kesesatan.

Sebagaimana juga diceritkan bahwa Abu Sufyan - sebelum masuk Islam - pernah berkata kepada Ammar Ibnu Yasir, ” Tuhan-tuhan orang-orang Quraisy adalah para hamba dan barang dagngan”. Lalu bagaiman mungkin dapat dipercaya dengan para da’I yang orentasinya adalah duni saja?
Wahai manusia, satu perkara sesungguhnya dapat dibanding dengan perkara lain.

Maka sebagaimana Zaid telah dapat mendiagnosa problem manusia pada saat itu bahwasanya ia adalah rusaknya akidah dan sistem. Lalu ia juga meninggalkan agama kaumnya, tidak menyembah berhala, tidak masuk kedalam agama Yahudi maupun Nashrani, mengharamkan atas dirinya sembelihan sebagai persembahan atas para berhala, mencela mereka karena mengunggulkan laki-laki atas wanita dan membunuhnya hidup-hidup, melarang mereka atas hal itu, mengumumkan bahwa dia berada dalam agama Ibrahim As., menegaskan bahwa dia tidak menemukan wajah yang lebih dicintai oleh Allah sehingga ia menyemmbahNya dengan perantara wajah tersebut, lalu ia bersujud diatas tangannya. Semua hal itu semakin memperkuat pada kita bahwa dia memilki akal yang unggul, manhaj yang benar, dimana pada saat itu sangat sulit dijumpai sebuah kebenaran, sirnanya agama yang lurus, atau hampir sirna.

Demikian pula pemberian izin dari Rasul saw. kepada sa’id dan umar ra. dengan memintakan ampun untuk Zaid. Demikian pula keadaan kita pada saat ini. Kita berada dalam satu masa dimana sangat langka ditemukan orang yang menyerukan kebenaran, sirnanya berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah swt. didunia ini, paraunya suara para pengemban dakwah yang ikhlas yang menyerukan untuk merubah para pemimpin dan para penguasa, dan bahwasanya mereka adalah sumber penyakit dan bencana bagi umat ini, bahwasanya mereka sudah matang dan sudah saatnya untuk dipanen dan memecat mereka untuk membai’at seorang khalifah yang akan berhukum pada syara’.

Jika hal itu semua tidak berhasil, akan dapat dipastikan keadaan kaum muslimin tetap akan mengalami ketergelinciran dari yang buruk kedalam yang lebih buruk, dari kekalahan menuju kekalahan lain yang lebih parah dan besar dan dari kerugian menuju kerugian yang sejenis yang lebih besar lagi.

Ditengah-tengah itu semua, kita dikagetkan dengan seorang anggota parlemen Inggris Geoge Galloway, pemimpin rombongan konvoi arteri Bahan Makan (qafilah syiryan al-hayat) di daerah Gaza, yang mengarahkan seruannya pada bangsa-bangsa Arab agar mereka mengubah arah dukungan penguasa mereka atau bahkan mengubah penguasa itu sendiri.

Hal itu terungkap dalam isyaratnya pada adanya jurang pemisah antara para penguasa dan rakyatnya dalam kerisis Palestina. Benar, Galloway memang betul-betul faham apa yang tidak pernah difahami oleh kebanyakan kaum muslim. Kita tidak boleh meremehkan haknya dengan memberikan pujian terhadapnya meskipun ia kafir. Galloway telah mengadakan penelitian selama duapuluh hari sejak timah-timah panas dan abu panas menghujani kepala para pasukan perang tanpa sedikitpun berhenti dan belas kasihan, anak-anak terbakar sebelum orang-orang-orang dewasa, kaum wanita sebelum kaum laki-laki, menghancurkan semua yang diterpanya.

Tidak ada keraguan lagi jika Galloway telah melihat dan mendengar posisi penguasa Mesir dan penutupannya atas Rafah dari bantuan-bantuan, orang-orang yang terluka dan orang-orang yang tertimpa bencana. Demikian pula dia melihat dan mendengar sikap penguasa Ramalah terkait penjagaan perangnya, dia tentu mendegar dan melihat pula sikap para penguasa mulim di Yordan, Suriyah, Libanon dan yang lain, yang seharusnya mereka semua menjadi satu umat yang saling berusaha untuk melaksanakan tanggung jawab mereka. Dia memang benar-benar telah dibuat bingung oleh apa yang ia lihat dan dengar, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari apa gerangan penyebab dari semua itu.

Hingga akhirnya ia menemukan sebab dari hal itu semua adalah terbakarnya kerinduan berbagai bangsa (Islam) untuk membantu penduduk Gaza, akan tetapi pemimipin mereka malah menghalang-halanginya. Ia menjumpai berbagai bangsa itu telah memuncak kerinduannya untuk berjihad di jalan Allah untuk membebaskan Gaza dan seluruh Palestina, akan tetapi lagi-lagi penguasa merekalah yang memasang batu dijalan-jalan mereka, bahkan sekedar berfikir dalam aktivitas semacam ini saja, hal ini sebagai penghalang agar hal itu (pembelaan kaum muslimin) tidak terwujud.

Galloway menemukan berbagai bangsa yang tidak menerima ‘normalisasi’, namun penguasa merekalah yang lari tergopoh-gopoh untuk menyambutnya, dia menemukan berbagai bangsa yang menginginkan persatuan, namun penguasa merekalah yang selama ini menolaknya. Sebagai tambahan atas apa yang dilihat dan difahami oleh Galloway, saya tambahkan, bahwa sesungguhnya berbagai bangsa menuntut para penguasa mereka untuk menerapkan hukum Allah swt., akan tetapi para penguasa mereka malah menginginkan berhukum pada thaghut.

Oleh karena ini semualah, Galloway keluar dari ‘tutupnya’, melewati batas kewenangannya dan memasuki wilayah yang tidak penting baginya, mengungkapkan pandangannya tanpa ada seorang yang memintanya saraya mengatakan; “Wahai bangsa-bangsa Arab, ubahlah para penguasa kalian agar keadaan kalian menjadi lurus”. Seakan ia mengatakan kepada kita; ” Tidakkah ada diantara kalian seorang laki-laki yang waras (alaisa minkum rajul rasyid)?”

Wahai segenap manusia.., Demi Allah kita tidak membutuhkan Galloway untuk memperlihatkan pada kita bergaia urusan peribadi kita, berbagai masalah pelik yang menjadi penghalang hidup kita. Demi Allah kita tidak membutuhkan dia dan tidak pula orang-orang semacam dia agar mereka mendesak para penguasa kita supaya mereka mengubah arah mereka atau bahkan mengubah mereka.

Ini adalah kewajiban yang diwajibkan oleh Allah swt. Tuhan kita ‘Azza wa Jalla. Dalil kefarduan hal ini, dari al-quran maupun as-Sunnah dan ijma’, sudahlah melimpah ruah dan membanjri berbagai kitab fiqh mu’tabarah. Ibnu Hajar al-’Asqalani dalam “Hidayatur Ruwwat”, dari Ibnu Mas’ud ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ketika kaum Bani Isra’il tenggelam dalam kemaksiatan, dan telah diperingatkan oleh para ulama’ mereka namun mereka tidak menghiraukannya, hingga akhirnya para ulama’ itu ikut dalam majlis-majlis mereka, makan-makan berama mereka, maka Allah swt.

Menutup hati sebagia mereka dengan sebagian mereka, dan melaknat mereka lewat lisan Nabi Dawud dan Isa Ibnu Maryam as.; hal itu disebabkan perbuatan maksiatan dan kezaliman yang mereka lakukan (dzalika bimaa ‘ahaw awakanuu ya’taduun).

Ibnu mas’ud berkata; “Rasulullah saw. kemudian duduk,- padahal sebelumnya Beliau tadinya bersandar, - seraya bersabda; ” Demi Allah , sungguh kalian akan mencondongkan mereka” - dalam satu riwayat; “Tidak demi Allah, kalian akan memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar, menghalangi tangannya orang zalim da mencondongkan mereka pada yang benar (haq), atau kalian akan betul-betul menyepelekan perkara yang benar, atau Allah akan menutup hti sebagia kalian dengan sebagian yang lain, kemudia Dia akan melaknat kalian” .

Ini adalah dorongan yang sangat jelas dari Rasul saw. atas para penguasa untuk mengubah mereka atau mengubah arah mereka. Terimaksih Galloway, didalam agama kami telah mencukupkan dari yang kau katakana. Yang menjadikan sedih kami adalah anda lebih memahami permasalahan kita lebih dari apa yang difahami oleh sebagian kita, bahkan banyak dari kita.

Khutbah Kedua

Wahai segenap manusia, diantara berbagai paradoks yang sangat aneh dalam masalah konvoi (qafilah) Golloway yang kemudian berubah nama dan disebut ” Su’ad Viva Palestina” yakni ” Suad Tahya Falestina”, dalam isyarat seorang wartawati Libya yang terbunuh dalam peristiwa peperangan; bahwa rombongan Galloway adalah penyebab - sebagai yang pertama kali sejak lima belas tahun - dibukanya perbatasan-perbatasan Morocco dan al-Jaza’ir untuk sementara sebelum rombongan itu meneruskan perjalanannya ke Tunisia! Ini membuat banyak tanda Tanya terhadap rombongan ini.

Mengapa dibukakan baginya perbatasan-perbatan yang tertutup? mengapa penguasa Libya membantunya dengan truk pengangkut barang yang penuh dengan bantuan? mengapa bantuan-bantuan Mesir dilarang dan dihalang-halangi? Sementara Inggris dapat melewati dengan lancar? Mengapa tidak seorangpun dari para penguasa Negara tetangga atau yang lain tidak pernah berani berteriak didepan para pasukan perang - yang para pembunuh dan orang-orang yang yang bersekongkol itu,- dengan mengancam mereka agar mereka menghentikan lelucon ini, dan jika tidak? Mengapa mereka harus menunggu Amerika, hingga Amerika meminta untuk dihentikannya hal itu?

Pertanyaan-pertanyaan ini, dan masih banyak lagi pertanyaan yang lain, menjadikan setiap orang yang memilki akal atau orang yang mau melihat mengatakan bahwa para penguasalah penyebab hal ini semua, oleh karena itu mereka harus diubah, dan hal itu merupakan masalah yang telah terang bag amatahari disiang bolong, tidak membutuhkan Galloway atau yang lain agar ia menjelaskan dan menerangkannya kepada kaum muslimin.

Saya katakan kepada Galloway yang telah dipilih oleh rakyatnya sebagai wakil mereka, bahwa Inggrislah yang mengeluarkan pernyataan Balfour yang menegaskan untuk memberi tempat tingagal sebagai tanah air bagi kaum Yahudi di Palestina dan bukan sebuah Negara, lalu mengapa pemerintah Inggris mengakui dan mendukung Negara itu (Isra’il) “Barang siap memilki rumah yang terbuat dari kaca, maka janganlah ia melempari oaring dengan batu“.

Wahai segenap manusia., kita telah bosan bermain-main dengan perasaan dan emosi dan telah bosan pula bermain-main dengan do’a-do’a yang kosong. Musibah kita lebih besar dari sekedar adanya solusi yang diberikan oleh serombongan bantuan yang datang dari kepala ular! Kerisis Gaza tidak akan selesai hanya dengan rombongan-rombongan dan berbagai bantuan, milyaran-pun tidak akan dapat mengembalikan nyawa para syuhada’, kita tidak akan memetik kebaikan sedikitpun dari perundingan berbagau kelompok itu, andaikata sukses sekalipun, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan solusi dua Negara itu, baik Gaza atau Tepi Barat (west bank).

Ini adalah persangkaan orang-orang salah dan orang-oarng yang ikut mengadakan konspirasi. Apapun yang kita dengar dan lihat dari para penguasa dan tuantuan mereka adalah tipuan fatamorgana dan politik penagguhan (Political procrastination) yang mematikan, hingga akhirnya kekufuran dapat mengokohkan kekuasaannya atas seluruh kota, desa, rumah, lading, perkebunan, sungai dan irigasi di Palestina dan seluruh negeri kaum muslimin.

Dan ingat! tidak akan ada yang dapat memberikan solusi atas berbagai problem kaum muslimin kecuali Khilafah. Oleh karena itu, bekerjalah kalian untuk menegakkannya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bekerja untuk itu.
Tertanggal; 31/03/2009
Khothib; as-Syaikh Isham Amera / Bait Shafafa, al-Quds.
sumber : khilafahstuff

0 komentar for this post

Posting Komentar