Seburuk Buruk Pemimpin adalah Kalian Wahai Penguasa Palestina

By den_bagus on 07.34

Filed Under:

(diterjemahkan oleh Utsman Isma’il As Sidany - Khilafahstuff)

Masjid Al Quds (27/02/2009) [Khutbah Pertama] Wahai Manusia : sejak aktivitas jihad dan perlawanan di Palestina berubah dari posisi kebekuan menjadi aggressor. Bersama perpindahan posisi inilah, ada aharapan yang terungkap- yang sebelumnya menjadi penndorong bagi para penduduk Palestina yang sederhana- bahwasanya; ada kemungkinan yang sangat besar untuk terbebaskannya Palestina, atau penghentian proses ‘meyahudikan’ negeri tersebut, atau ungkapan-ungkapan lain yang digunakan untuk mengungkapkan penolakan dari apa yang direncanakan teras-teras politik dan terowongan-terowongannya, yakni membuat tanah permukiman bagi Yahudi di tanah Palestina.

Oleh sebab itu, para petani sekalipun tidak segan-segan meninggalkan ladang pertaniannya dalam keadaan semula, untuk berangkat dan bergabung dalam serangan jihad defentif terhadap tanah saudaranya sebelum mereka sampai pada tanahnya sendiri. Mereka melakukan perlawanan dengan apa saja yang mereka miliki berupa persenjataan yang pengaruh serangannya sangat kecil namun maknanaya tidak dapat ternilai. Adakalanya ia dapat kembali lagi ke ladang pertaniannya untuk menyelesaikan pekerjaan yang ia tinggalkan, atau ia akan terluka dan syahid dan dengan itu pula ia telah melaksanakan apa telah menjadi kewajibannya.

Demikianlah sejarah yang dapat dipercaya menceritakan kepada kita tentang keadaan-keadaan dengan model yang sama sekali benar ini. Hal itu menyebabkan kerugian yang sangat besar pada barisan musuh yang sangat tamak, orang-orang Inggris, kaum penjajah, dan orang-orang Yahudi yang manjadi penduduk setempat.

Sebelumnya, tidak pernah terbersit dalam benak seorangpun; jika para pelaku pembelaan (muqawimin) dan para mujuahidin akan diekspos mass media dan berbagai perwakilannya sedemikian rupa. Sampai-sampai mengadakan jumpa pers dan mengambil pernyataan pers dan lain-lain berupa apa saja yang semuanya itu saat ini bias kita dengar dan saksikan. Perbedaan-perbedaan yang terjadi diantara orang-orang yang melakukan pembelaan dan para mujahidin tidaklah sampai pada tingkat penumpahan darah, memecah belah kesatuan dan ketercerai-beraian pasukan atau menjadikan musuh sebagai pembantu dengan bentuk yang nampak yang dapat menjadikan kening bercucuran keringat. Atau adanya pernyataan jelas tentang kecintaan mereka terhadap kursi kedudukan bagaimanapun pembuatannya, bagaimanapun pemasangannya dan dimanapun tempatnya, sekalipun diatas tubuh-tubuh para syuhada’ yang bergelimpangan dan diatas puing-puing rumah.

Wahai segenap manusia….., telah terjadi perubahan model yang tidak dapat diterima lagi atas aktivitas jihad dan perlawanan di Palestina. Pasalnya, permasalahan ini telah tereduksi dalam aktivitas-aktivitas perdamaian antara pasukan yang saling berperang. Hampir kita tidak pernah melihat disebut-sebutnya masalah-masalah yang sangat penting, seperti; pembebasan yang sebenar-benarnya atas tanah Palestina, atau menghapus Negara musuh (yang bercokol di negeri Palestina, pent) atau bahkan yang lebih rendah dari itu, menjaga kesucian-kesucian Palestina, membangun rumah-rumah yang telah ditinggalkan oleh para pemiliknya, orang –orang yang berjiwa sakit. Atau menetapka para penduduk didalam rumah-rumah mereka yang telah ditakut-takuti oleh adanya perlawana-perlawanan, berbagai pengadilan, menyerahkan harta benda atau, jika tidak, akan dirobohkannya rumah itu. Atau bahkan yang paling rendah sekalipun, membeli persenjataan atau menyelundupkannya untuk melanjutkan aktivitas jihad dan perlawanan. Hal ini semua tidak mereka lakukan, mereka menggantinya dengan penyerahan senjata dan menyerahkan diri dengan mengadakan kesepakatan gencatan senjata, perdamaian dan menampkkan perilaku yang yang baik terhadap pihak miusuh dan orang-orang yang membela mereka.

Sejelek-jeleknya pemimpin adalah kalian, wahai para penguasa Palestina!….Kalian berbuat batil dijalan-jalan Kairo, Damaskus, Teheran, sebagaimana orang-orang sebelum kalian berbuat bathil dijalan-jalan Amman, Baghdad, Kuait dan Tunisia. Kalian meminta solusi dari para penguasa yang telah menjual Negara kalian, membunuh bapak-bapak kalian, kakek-kakek kalian dan anak-anak kalian, menghinakan para pemimipin jihad kalian, pemberontakan terhadap kalian dan aktivitas-aktivitas perlawanan terhadap kalian pada masa sebelumnya.

Sejelek-jelek pemimpin adalah kalian, wahai pemimpin Palestina!…. kalianlah yang mendatangkan berbagai mala petaka kepada bangsa kalian ketika kalian mengadakan kesepakatan-kesepakatan, sebagaimana malapetaka itu memang terus-menerus kalian datangkan terhadap mereka ketika kalian saling bermusuhan, saling bertikai dan bunuh-membunuh. Ingat, kami tidak membutuhkan kesepakatan-kesepakan yang kalian lakukan. Sebab, kami telah berulang kali mencoba kalian.

Sejelek -jelek pemimipin adalah kalian, wahai pemimpin Palestina!….Ketika kursi kedudukan lebih kalian cintai dari pada Allah dan RasulNya, dan jihad dijalannya, maka tunggulah, sehingga Allah akan mendatangkan siksaannya. Sesungguhnya Allah tidak akan menunjukkan orang-orang yang fasiq.

Sejelek -jelek pemimipin adalah kalian, wahai pemimpin Palestina!….bagaimana kalian maua memenuhi panggilan dinas inteljen Mesir, iltizam terhadap berbagai penanggalan mereka yang kalian anggap itu suci, sementara, hampir kami tidak pernah mendengar atau melihat kalian memenuhi –sekalipun sangat sedikit- panggilan dari Al-Aqsha yang telah parak suaranya, telah runtuh mimbarnya, telah tertutup pintunya, terus bertambah rintihannya dan telah ambruk tiang-tiagnya karena saking banyaknya terowongan-terowongan yang digali dibawahnya.

Seburuk- Buruk Pemimpin Adalah Kalian Wahai Para Pemimpin Palestina!…., Kalian telah ditipu oleh kaum kafir yang telah menjadikan kalian sebagai pemimpin, mengangkat kalian sebagai penguasa, kalian telah tertipu oleh kotak-kotak pemilihan umum yang telah memunculkan kalian sebagai pemimpin dan menjadikan kalian sebagai penguasa. Apakah kalian tidak tahu, bahwa yang menjadikan kalian pemimpin pertama kalianya adalah orang-orang yang mejatuhkan kalian dalam gelombang Pemilu pada kesempatan yang kedua kalinya? Merekalah yang telah memecah belah jamaah kalian, memerangi kalian dan membantai kalian. Merekalah yang mengepung kalian dan melumpuhkan kalian, membunuh kalian dan anak bangsa kalian? Merka pulalah yang membantu kalian dengan hartanya, agar kalian dapat mengobati orang-orang yang terluka diantara kalian, kemudian setelah itu kalian mengajak mereka jalan bersama menuju lobang biawak menjadi orang-orang yang terzdalimi?

Seburuk- Buruk Pemimpin Adalah Kalian Wahai Para Pemimpin Palestina!…., Kalian semua diam seribu bahasa, saling bertikai dan bermusuhan, hingga musuh-musuh Islam dapat mengokohkan lembaran-lembaran politik dan militer mereka, setelah itu mereka kembali menyerang kalian kapan mereka mau, dan setelah itu mereka melepaskan kembali tawanan-tawanan dari kalian, sebagai gantinya mereka menagkap lebih banyak lagi dari musuh-musuh mereka sementara kalian semua melihatnya.

Seburuk- Buruk Pemimpin Adalah Kalian Wahai Para Pemimpin Palestina!…., Kalian hancurkan saudara –saudara kalian dengan timah panas, sebagian kalian mengejek pada sebagian yang lain, seperti wanita-wanita fasik dimass media kalian. Setelah itu kalian hentikan serangan media kalian, lalu kalian duduk didalam hotel-hotel yang tinggi sambil ngobrol-ngobrol, lalu kalian saling berangkulan di Kairo, sebagaimana yang dilakukan orang-orang sebelum kalian di Bairut dan Damaskus. Lebih dari itu, kalian lalu membagi-bagi dana ganti rugi dan anggaran-anggaran khusus bagi orang-orang yang terkena bencana. Kami tidak pernah mendengar kalian kecuali berkeluh kesah karena kemiskinan, lemahnya anggaran, menunda gaji para pegawai, selain para tentara yang menjadi anak panah kalian dan orang-orang yang kalian anggap sebagai para pemilik kendali.

Seburuk- Buruk Pemimpin Adalah Kalian Wahai Para Pemimpin Palestina!….,Kami mengkafiri kalian dan kepemimpinan kalian, kalaian sangat tidak layak memimpin bangsa yang terus berusaha untuk membebaskan tanah air mereka, mengusir musuh-musuh mereka dan terus berusaha untuk mendapatkan kehormatannya kembali.

Tinggalkanlah kedudukan kalian, Lepaskanlah kedudukan kalian dan jangan berharap lagi atasnya. Ini sedikit permintaan dari kami. Jika kalian mengabulkannya, kami akan mencintai kalian sebagai saudara, dan kalian sebagaimana digambarkan oleh Allah Swt. “ Innama yastajibulladzina yasma’un” ( Sesungguhnya hanya orang-orang yang mendengarlah yang dapat mengabulkan). Namun, jika kalian menolaknya, selama kami masih hidup, kami akan selalu membenci kalian, dan kami akan mewariskan kebencian itu pada anak-anak kami. Sehingga mereka akan mencabut kalian dengan seakar-akarnya, jika memang hari ini kami belum dapat melakukan hal itu. Dan ingatlah, sesungguhnya kalian sebagaimana digambarkan oleh allah swt. “ sesungguhnya sejelek-jelek binatang melata disisi Allah adalah orang-orang yang buta dan tuli, orang-orang yang tidak dapat berfikir”.

Khuthbah kedua.

Wahai segenap manusia…….., Sungguh mengherankan para pemimpin dan penguasa Palestina itu, mereka berbicara dengan musuh Islam dengan ‘bahasa’ yang tidak pernah dipahaminya, yakini ‘bahasa’ gencatan senjata, ‘bahasa’ perdamaian, memenuhi dengan berbagai kesepakatan dan lain sebagainya. Sementara itu, para pemimpin Palestina ini mengajak bicara sebagian dari mereka dengan ‘bahasa’ yang sangat mereka pahami, yakni ‘bahasa’ timah panas, cacian, penagkapan yang silih berganti dan penyiksaan yang menyebabkan kematian. Akan tetapi tidak sedikitpun pernah terbersit dalam hati mereka, sampai hari ini sekalipun, untuk berbicara dengan ‘bahasa’ yang kita harapkan mereka melakukannya dengan baik, yakni ‘bahasa’ wala’ (loyalitas) kepada kaum muslimin dan ‘bahasa’ bara’ (berlepas ) dari kaum kafir, bahasa politik yang benar, bahasa yang telah dipraktekkan dengan sebaik-baiknya, dipergunakan sebagai ‘bahas percakapan’ oleh para pendahulu kita, seperti Abu Bakar ra., Umar ra., Utsman ra., Ali ra. dan segenap para sahabat terpilih, orang-orang yang telah belajar di sekolah politik Muhammad saw.

Sungguh mengherankan para pemimpin Palestina ini, mereka disengat berkali-kali, ya, berkali-kali, dari lobang yang sama, dibantai berkali-kali setiap tahunnya dan terjerat berkali-kali kedalam perangkap yang sama. Namun anehnya, sedikitpun itu tidak membuat mereka takut, atau paling tidak membuat mereka sadar. Sungguh mengherankan sekali para pemimpin itu, mereka tidak pernah belajar dari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan, tidak pula dari kesalahan saudara-saudara mereka yang lain yang telah mendahului mereka, baik di Palestina ataupun di negeri lain. Sungguh mengherankan mereka itu, hati mereka tidak pernah takut jika disebut nama Allah, tidak pernah bertambah iman dan sikap berserah diri jika dibacakan ayat-ayat Allah kepada mereka. Sungguh aneh mereka itu, mereka menjulur-julurkan lidahnya pada fata morgana perdamaian, selalu berbicara degan bahasa mengemis pada organisasi internasional, dewan keamanan (DK), Amerika dan lain sebagainya. Ibarat mereka adalah orang yang meniup qirbah1 yang berlobang, tidak dapat menyimpan air, tidak pula dapat menghilangkan dahaganya orang yang dahaga. Sungguh ajaib dan sungguh hina mereka itu. Sesungguhnya mereka itu tersesat dalam jurang politik yang penuh dengan dosa dan kebohongan, sementara itu, mereka malah meninggalkan Syari’ah Islam yang lapang dan tidak pernah ada satupun orang yang tersesat atau celaka karenanya.

Wahai segenap manusia….., Aku akan selalu mengatakan ini dan aku tidak akan bosan mengatakannya, aku akan selalu mengatakannya selama nyawa ini masih melekat, aku akan mengatakannya sekalipun seluruh orang didunia ini marah karenanya.

Wahai para pemimpin dan penguasa Palestina secara khusus, tinggalkanlah jabatan palsu kalian sekarang juga, kembalilah pada dekapan hangat umat Islam, sebelum kalian menjadi penguasa-penguasa seperti penguasa-penguasa Negara-negara kecil yang melarat, akan menimpa pada kalian apa yang telah menimpa mereka, kalian akan mengemis-ngemis kursi kekuasaan sebagaimana orang-orang sebelum kalian, mereka kelewat tamak untuk tetap memdudukinya, berapapun harganya itu. Palingkanlah pandangan kalian dari kursi-kursi kekuasaan itu, niscaya kursi-kursi itu akan datang pada kalian dengan hina. Adapun jika kalian tidak pernah dapat memejamkan mata kalian dari kursi-kursi itu, maka akilan akan mengejar-ngejarnya dengan penuh kehinaan. “Wasyattaana maa bain al-masyriq wa al-maghrib “ betapa jauh berbeda antara arah barat dan arah timur ”.

Wahai snegenap manusia….., Sesungguhnya kaum muslimin dimasa-masa awal, ketika mereka selalu memalingkan pandangan mata mereka dari kursi-kursi pemerintahan dan jabatan-jabatan didalamnya, maka kursi-kursi itu datang kepada mereka dengan penuh kehinaan, mereka bebas memilih antara mengambil dan mendudukinya dengan penuh kemulyaan, atau meninggalkannya, bersifat zuhud terhadapnya, tak henti-henti berjihad di jalanNya, mengangkat kepala tinggi-tinggi karena merindukan sorga. Merekalah orang-orang yang dituturkan Allah dalam firmanNya; “ Muhammad adalah utusan Allah. Dan orang-orang yang bersamanya, mereka adalah orang-orang yang bersikap keras terhadap kaum kafir, bersikap lembut diantara mereka. Kau melihat mereka dalam keadaan ruku’ dan sujud mengharapkan anugrah dan ridla dari tuhan mereka. Nampak bekas sujud diwajah mereka”. Merekalah orang-orang membenarkan Allah, maka Allah membalas atas pembenaran mereka, mereka adalah orang-orang yang menolong Allah, maka Allah menolong mereka, mereka adalah orang-orang yang mencari ridla Allah, maka Allah memulyakan dan menguatkan mereka, memenagkan mereka atas musuh-musuh mereka.
Tidak ada kemulyaan bagi umat Islam ini, kecuali jika mereka mau menempuh dan mengikuti manhaj yang telah ditempuh oleh mereka. Dan ingatlah, manhaj mereka terintisarikan kedalam aktivitas dakwah untuk menegakkan kembali Daulah Islamiyah yang akan menjalankan tugas, pertama, menerapkan Syari’at Islam, dan, kedua, mengemban dakwah Islam keseluruh dunia sebagai risalah petunjuk dan cahaya. Kemudian, menghilangkan segala rintangan yang menghalangi jalannya dan membuat lupa orang –orang kafir dari godaan setan.

Tertanggal, 27/02/2009 M.
Khotib; As-Syaikh ‘Isham Amira / Bait shofafa, al-Quds.
Penterjamah; Utsman Zahid Ism’il as-Sedany.
[khilafahstuff]

0 komentar for this post

Posting Komentar